"Mereka bilang topi yang kita buat unik. Paling banyak dibeli topi berbahan ulos jenis Ragi Hotang," kata salah seorang pelaku UMKM, Sri Dewi kepada ANTARA, Kamis.
Ulos atau sering juga disebut kain ulos adalah salah satu busana khas Indonesia. Ulos merupakan warisan budaya bersejarah yang memiliki filosofi kehidupan mendalam dan erat kaitannya dengan keseharian masyarakat Batak.
Dewi mengaku bangga bisa memasarkan topi berbahan ulos buatannya kepada para delegasi W20. Sehingga kedepannya diharapkan kain Ulos tidak hanya bernilai budaya tetapi juga dapat memberikan dampak secara ekonomi dan sosial.
Baca juga: Delegasi W20 diharapkan turut promosikan Danau Toba
Baca juga: Delegasi W20 diharapkan turut promosikan Danau Toba
"Kita juga berharap produk-produk UMKM lokal lebih mendunia sehingga dapat mendorong pemulihan ekonomi nasional yang didera pandemi COVID-19," katanya.
Chair of W20 Indonesia, Hadriani Uli Silalahi, menyebutkan, W20 adalah engagement group dalam forum G20 yang mewakili suara perempuan.
Isu yang diangkat antara lain kesetaraan gender di ruang publik, kesehatan, pemberdayaan ekonomi perempuan, serta pertahanan terhadap perempuan disabilitas dan perempuan pedesaan.
“Di bawah koordinasi W20, Indonesia dalam forum G20 membawa isu penting mengenai peran perempuan, khususnya di masa krisis pandemi, ekonomi, dan perubahan iklim,” ujar Adriani Uli Silalahi.
W20 Summit di Danau Toba mendatangkan para delegasi dari sejumlah dunia untuk memutuskan hal apa yang akan diajukan W20 untuk deklarasi di G20 pada November 2022.
“Isu prioritas W20 antara lain diskriminasi dan kesetaraan gender, inklusi ekonomi, perempuan marginal dan kesehatan,” ucapnya.
Peserta pertemuan sebanyak 56 dari India, Australia, Indonesia, Uni Eropa, Rusia, Italia, Singapura, Jepang, Francis, Korea Selatan, Turki, Afrika Selatan, Argentina, Jerman, USA, Swedia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Topi berbahan kain "Ulos" banyak diburu delegasi W20