Chicago (ANTARA) - Emas sedikit lebih tinggi pada akhir perdagangan Jumat waktu setempat (Sabtu pagi WIB), ditopang oleh dolar yang lebih lemah dan kekhawatiran tentang kenaikan inflasi serta risiko terhadap pertumbuhan, melawan spekulasi kenaikan suku bunga Fed lebih awal dari perkiraan.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, naik moderat 1,4 dolar AS atau 0,08 persen, menjadi ditutup pada 1.758,40 dolar AS per ounce. Untuk minggu ini, emas berhasil menguat 0,4 persen, meskipun sempat melonjak 1,98 persen pada Kamis (30/9) emas mencatat kerugian tajam 3,4 persen untuk September.
Baca juga: PON Papua - Biliar Sumut andalkan Marlando dan Jaka raih emas
Sehari sebelumnya, Kamis (30/9), emas berjangka melambung 34,1 dolar AS atau 1,98 persen menjadi 1.757 dolar AS, setelah merosot 14,6 dolar AS atau 0,84 persen menjadi 1.722,90 dolar AS pada Rabu (29/9), dan jatuh 14,5 dolar AS atau 0,83 persen menjadi 1.737,50 dolar AS pada Selasa (28/9).
Penurunan dolar dan imbal hasil obligasi yang lebih rendah mendukung emas, sementara para investor memposisikan ulang investasi mereka untuk kuartal keempat, kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago.
Membantu daya tarik emas, saham Eropa dan Asia jatuh di tengah kekhawatiran tentang inflasi dan kemungkinan perlambatan pertumbuhan.
"Siapa pun yang mencoba meyakinkan pelaku pasar bahwa inflasi tidak ada di sini, itu permainan bodoh," kata analis Saxo Bank Ole Hansen, menambahkan bahwa melonjaknya harga-harga energi karena krisis di China dan Eropa kemungkinan akan memukul pertumbuhan dan pendapatan serta menyebabkan volatilitas Oktober, yang akan mendukung emas.
Prospek bahwa Fed AS mungkin tetap mengurangi dukungan ekonomi tahun ini menekan emas, beberapa analis mengatakan, karena pengurangan stimulus dan suku bunga yang lebih tinggi cenderung mendorong imbal hasil obligasi pemerintah naik, meningkatkan peluang kerugian memegang emas.
"Kami mungkin melihat emas menikmati beberapa aliran safe-haven karena prospek menjadi semakin tidak pasti," kata Craig Erlam, analis di platform perdagangan daring OANDA.
Menurut dia, akan menarik untuk melihat apakah emas dapat mempertahankan kenaikan ini jika penghindaran risiko berlanjut dalam beberapa minggu mendatang. "Banyak rintangan tetap ada yang akan membuat pendakian menjadi sangat menantang. Yang pertama adalah 1.760 dolar AS, di mana emas mengalami resistensi kemarin, diikuti oleh 1.780 dolar AS."
Sementara itu, Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Jumat (1/10) bahwa harga-harga pengeluaran konsumsi pribadi naik 0,4 persen pada Agustus dan 4,3 persen tahun ke tahun, tertinggi sejak Januari 1991 memberikan dukungan terhadap emas,
Emas juga mendapat dukungan ketika indeks manajer pembelian (PMI) Manufaktur AS yang dirilis IHS Markit direvisi lebih tinggi menjadi 60,7 pada September dari semula 60,5, masih di bawah 61,1 pada Agustus.
Namun, indeks sentimen konsumen Universitas Michigan (UM) berada di angka 72,8 pada September, naik dari 70,3 pada Agustus, membatasi pertumbuhan emas.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 48,9 sen atau 2,22 persen, menjadi ditutup pada 22,536 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 11,2 dolar AS atau 1,16 persen, menjadi ditutup pada 973,6 dolar per ounce.
Emas naik moderat ditopang pelemahan dolar dan kekhawatiran inflasi
Sabtu, 2 Oktober 2021 5:49 WIB 737