Medan (ANTARA) - Jumlah investor milenial Sumatera Utara di pasar modal Indonesia terus meningkat atau sudah 64.052 orang di posisi Juli 2021 didorong adanya pandemi COVID-19.
"Dari total seluruh investor Sumut yang sebanyak 85.267 di posisi Juli 2021, sebanyak 64.052 di antaranya investor milenial," ujar Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Sumut, Muhammad Pintor Nasution di Medan, Selasa (27/7).
Minat kalangan milenial berusia 18-25 tahun untuk menjadi investor pasar modal yang semakin tinggi itu juga didorong adanya pandemi COVID-19.
Pandemi COVID-19 yang membuat aktivitas di rumah lebih banyak, membuat masyarakat khususnya kalangan milenial semakin melirik bermain saham.
Kalangan milenial semakin tertarik bermain di pasar modal, karena investasi bisa dimulai dengan dana Rp100.000 dan semakin gencarnya sosialisasi soal investasi di BEI.
BEI, katanya, berharap dan optimistis jumlah investor milenial di 2021 bertambah lebih besar. Pada tahun 2020, jumlah investor milenial masih sebanyak 27.258.
"Meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap pasar modal Indonesia khususnya di tengah pandemi COVID-19 sangat menyenangkan," katanya.
Pada 2016, total jumlah investor di Sumut masih 22.172, kemudian 2017 naik menjadi 27.137, tahun 2018 sebanyak 37.832 dan 2019 naik lagi menjadi 50.023.
Pintor mengakui, meski terus bertambah, jumlah investor Sumut atau secara nasional di pasar modal masih belum maksimal.
Jumlah investor di pasar modal secara nasional yang sebanyak 5,3 juta per Juni 2021, misalnya masih sekitar dua persen dari jumlah penduduk di Indonesia.
"Meski Sumut tercatat paling banyak memiliki investor di Pulau Sumatera, tetapi juga belum maksimal dibandingkan jumlah penduduknya sehingga memang perlu kerja keras terus untuk menambah jumlah investor," ujar Pintor.