Medan (ANTARA) - Pengamat ekonomi Sumatera Utara meminta Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) meningkatkan kewaspadaan agar lonjakan inflasi di tahun ini tidak terlalu besar sehingga tidak mengganggu pertumbuhan ekonomi.
"Inflasi di Sumut yang terjadi hampir di setiap bulan hingga Juni harus diwaspadai. Jangan sampai terus naik hingga akhir tahun, " ujar pengamat ekonomi Sumut, Wahyu Ario Pratomo di Medan, Jumat (2/7).
Menurut dia, lonjakan inflasi akan bisa menghambat pertumbuhan ekonomi di tahun 2021 yang baru bergerak ke arah positif.
Baca juga: Bulog Sumut masih tunggu pasokan tepung terigu dari pusat
Beberapa komoditas yang harus dijaga kenaikannya adalah cabai merah dan bawang merah yang kerap menjadi pendorong inflasi.
"Inflasi harus benar -benar dijaga karena biasanya pada semester II, besarannya lebih besar," ujar Wahyu yang Dosen Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara (USU)
Koordinator Fungsi Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik Sumut, Dinar Butarbutar menyebutkan pada Juni, Sumut masih tetap inflasi sebesar 0,03 persen.
Dari lima kota yang dijadikan indeks harga konsumen (IHK) di Sumut, tiga daerah yang mengalami inflasi yakni Sibolga sebesar 0,31 persen, Pematang Siantar 0,23 persen dan Medan 0,03 persen.
Padangsidimpuan mengalami deflasi 0,26 persen,m dan Gunung Sitoli mencatat deflasi 0,28 persen.
Kenaikan inflasi didorong lonjakan harga ikan, kentang dan telur ayam ras.