"Sampai sejauh ini belum ada kita deteksi," kata Juru Bicara Satgas COVID-19 Sumut dr Aris Yudhariansyah, Minggu (2/5).
Menurut dia, untuk mengontrol masuknya virus tersebut cukup sulit. Sebab, kawasan Sumatera yang sebagai pintu gerbang jalur laut memudahkan orang untuk perjalanan ke luar atau masuk di Selat Malaka.
Ditanya mengenai apakah ada penanganan khusus dalam mengantisipasi penyebaran virus tersebut, Aris menyebut bahwa penanganannya sama dengan COVID-19 pada umumnya.
Baca juga: Pasien sembuh dari COVID-19 bertambah 3.740 orang
Baca juga: Pasien sembuh dari COVID-19 bertambah 3.740 orang
"Penanganan khusus tidak ada, masih normal untuk penanganan COVID-19," jelasnya.
Aris mengimbau seluruh masyarakat Sumatera Utara untuk tetap waspada terhadap penularan COVID-19 dan tetap menerapkan perilaku 5M, yakni memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menjauhi kerumunan dan membatasi mobilisasi serta interaksi.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan mutasi virus COVID-19 B 1617 yang menyebar di India sudah sampai di Indonesia.
Baca juga: Total 12.457.164 orang telah divaksinasi COVID-19
Baca juga: Total 12.457.164 orang telah divaksinasi COVID-19
Menurut Budi Gunadi, ada 10 orang di Indonesia yang teridentifikasi sudah terkena virus corona varian B 1617.
Ia menyebut ke-10 orang itu, enam di antaranya adalah orang yang masuk dari luar negeri, empat di antaranya adalah transmisi lokal ada dua orang di Sumatera, satu orang di Jawa Barat, dan satu orang di Kalimantan Selatan.
Budi pun meminta agar provinsi-provinsi di Sumatera, Jawa Barat dan Kalimantan untuk lebih berhati-hati untuk selalu mengontrol pandemi COVID-19.