Lubukbasung (ANTARA) - Sekitar 10 ton ikan jenis nila dan majalaya di Danau Maninjau, Kecamatan Tanjungraya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat mati secara massal akibat angin kencang melanda daerah itu beberapa hari lalu.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Agam, Edi Netrial di Lubukbasung, Selasa, mengatakan 10 ton ikan itu jenis nila tujuh ton milik belasan petani dan tiga ton jenis majalaya milik beberapa orang.
"10 ton ikan itu berasal dari puluhan keramba jaring apung milik petani di Galapuang dan Tanjungsani. Ini berdasarkan pendataan penyuluh perikanan dan kemungkinan jumlah ini akan bertambah," katanya.
Baca juga: Pasokan produk hasil laut di Sumut mulai pulih
Ia mengatakan, ikan siap panen itu mati semenjak Jumat (23/4), setelah angin kencang melanda daerah itu akibatnya, terjadi upwelling atau pembalikan masa air, sehingga kadar oksigen di dasar danau berkurang.
Setelah itu, tambahnya ikan mengalami pusing, keluar ke permukaan air dan mati beberapa jam setelah itu.
"Saat ini bangkai ikan mengapung di permukaan danau. Petani mengalami kerugian sekitar Rp202 juta, karena harga ikan majalaya Rp23 ribu per kilogram dan ikan nila Rp19 ribu per kilogram," katanya.
Ia mengakui, kematian ikan itu merupakan yang ketiga kalinya dengan jumlah 30 ton selama Januari sampai 27 April 2021.
Sebelumnya, lima ton ikan milik petani di Galapuang mati secara mendadak pada Senin (5/4). Pada Januari dan Februari 2021 sebanyak 15 ton ikan mati di Bayua dan Koto Malintang.
"Kematian ikan itu hampir terjadi setiap tahun pada awal, pertengahan dan akhir tahun," katanya.