Jakarta (ANTARA) - Kompetisi Eredivisie Liga Belanda musim 2019/20 di atas kertas bisa dianggap berakhir setelah Perdana Menteri Mark Rutte mengumumkan perpanjangan karantina wilayah ketat (lockdown) hingga 1 September sebagai pencegahan persebaran COVID-19.
Penerapan karantina wilayah tersebut praktis melarang keberlangsungan seluruh kegiatan publik, termasuk yang dilakukan di ruang tertutup, sehingga pertandingan tanpa penonton pun tidak diizinkan.
Baca juga: Di Sumut, 25 pasien positif COVID-19 dinyatakan sembuh
Baca juga: Pasien positif COVID-19 Labuhanbatu membaik, tim menunggu hasil tes untuk kembali
Federasi sepak bola Belanda, KNVB, menyatakan mereka sebetulnya berada dalam posisi untuk melanjutkan kompetisi musim 2019/20 di atas lapangan dengan proyeksi dilanjutkan pada 19 Juni sekira dua pekan setelah karantina wilayah awalnya direncanakan berakhir 1 Juni, tetapi kebijakan pemerintah berkata lain.
Oleh karena itu, KNVB akan melakukan konsultasi dengan UEFA terkait perkembangan situasi tersebut.
Perpanjangan karantina wilayah Belanda keluar hanya beberapa jam setelah UEFA mengeluarkan rekomendasi kuat agar anggotanya melanjutkan kompetisi domestik musim 2019/20, tetapi bersikap agak longgar jika ada kasus khusus yang tidak memungkinkan hal itu dilakukan.
KNVB menyatakan akan menggelar pertemuan dengan para klub-klub dan seluruh pihak yang terdampak aturan baru pemerintah Belanda tersebut.
Tak seperti Liga Pro Belgia yang sudah lebih dulu menghentikan musim dan menunjuk Club Brugge sebagai juara mengingat posisinya yang dominan di puncak klasemen musim reguler, Eredivisie dihadapkan pada penentuan juara yang lebih rumit bila kompetisi dihentikan.
Sebelum pandemi COVID-19 membuat Eredivisie terhenti, musim 2019/20 menyisakan sembilan pekan pertandingan lagi dengan Ajax dan AZ Alkmaar sama-sama mengoleksi 56 poin di posisi dua teratas klasemen.
Ajax berada di puncak unggul berdasar selisih gol atas AZ. Eredivisie juga akan dihadapkan pada skenario penentuan klub-klub yang berhak tampil di kompetisi Eropa nantinya.