Medan (ANTARA) - Himpitan ekonomi menjadi hal yang sulit bagi para single mother (ibu tunggal) untuk mempertahankan hidup. Pendapat tersebut pupus karena Grab membuktikan melalui teknologi jutaan perempuan baik itu mitra pengemudi, agen GrabKios, mitra-merchant GrabFood maupun para karyawan dapat memberdayakan diri mereka.
Seperti halnya Kristina, ibu tunggal asal Medan ini membuktikan stigma bahwa perempuan tidak bisa mandiri adalah salah. Warung yang ia dirikan sejak 1997 silam menjadi sumber pendapatan baginya dan tiga orang anaknya.
"Sejak memanfaatkan teknologi GrabKios, sekarang bisa menjadi lebih hemat dan bebas mengatur kebutuhan toko setiap kali belanja. Tidak perlu menyewa becak bermotor setiap belanja. Pembeli semakin ramai karena kini saya bisa menawarkan layanan seperti pembayaran tagihan PLN, BPJS, PDAM, juga pembelian pulsa dan paket data," katanta, Jumat (6/3/2020).
Baca juga: 7 wirausahawan Kota Medan ini berani maju mengubah perekonomian
Lain padang, lain belalang. Setelah kehilangan pekerjaan sebagai tim administrasi cadangan, ibu yunggal asal Surabaya, Dewi, tidak putus asa. Bermodalkan motor ber-STNK, SIM, KK dan SKCK, ia mulai menjadi mitra pengemudi GrabBike 2 tahun lalu.
Dewi membuat jadwal untuk dirinya sendiri, selama hari Senin sampai Jumat, ia bekerja menjadi mitra pengemudi, sedangkan di hari Sabtu ia ambil libur yang biasanya dihabiskan dengan sang anak, sedangkan di hari Minggu, ia digunakan untuk berjualan.
"Dari awal memang sudah berencana kalau ada sisa uang penghasilan nge-Grab bakal dijadikan modal usaha. Saya juga berpikir, usia seseorang itu semakin lama semakin tua. Saya tidak bisa selamanya menjadi driver karena tenaga saya pasti menurun nantinya," ujarnya.
Baca juga: Grab sediakan "tombol darurat" untuk keamanan penumpang
Usia juga tidak boleh menjadi penghalang. Memasuki usia ke-38, Lestari Hendrawati mengakui bahwa kian sulit mencari pekerjaan. Namun, Ibu tunggal asal Bandung ini membuktikan bahwa kegigihan pasti berbuah manis.
"Saya memilih menjadi mitra pengemudi GrabCar di Mei 2017. Dibilang lelah, ya lelah, tapi sebatas kaki saja tapi hati tidak. Kalau saya lelah, saya cuma satu pikirannya, saya kerja buat anak-anak," ujar ibu dengan empat anak ini.
Kemudahan mencari penghasilan dengan bantuan teknologi juga dirasakan Bariah (30), ibu tunggal dengan satu anak balita, pemilik warung makan Mie Aceh Jakarta di kawasan Setia Budi, Jakarta Selatan. Sejak menjadi mitra GrabFood, penjualannya meningkat signifikan.
"Alhamdulillah pesanan makin banyak, bisa sampai 200-300 orderan per hari," tuturnya.
Managing Director Grab Indonesia, Neneng Goenadi mengungkapkan, sebagai aplikasi serba bisa yang melayani lebih dari 500 kota di Indonesia, Grab berkomitmen dorong lebih banyak keragaman pada angkatan kerja dan terus menciptakan inklusivitas. Itu termasuk dengan menciptakan lebih banyak kesempatan ekonomi bagi perempuan sehingga membuat perubahan.
"Mereka adalah empat dari dari jutaan kisah Ibu Tunggal yang membuktikan teknologi dapat membuat mereka lebih mandiri. Demi meningkatkan rasa percaya diri mereka, kami juga telah menghadirkan rangkaian teknologi keamanan termasuk Tombol Darurat, Verifikasi Wajah Penumpang, Panggilan Gratis dan juga Kamera GrabSiaga," pungkasnya.
Ibu tunggal manfaatkan teknologi dalam memberdayakan diri
Jumat, 6 Maret 2020 17:16 WIB 868