Jakarta (ANTARA) - Ketika ditunjuk sebagai manajer Barcelona menyusul pemecatan Ernesto Valverde pertengahan Januari lalu, muncul perdebatan di kalangan penggemar apakah Quique Setien memiliki DNA Barca di dalam sentuhan kepelatihannya.
Tenor kepelatihan Setien di Nou Camp beroleh hasil yang naik turun --jika tak mau disebut inkonsisten-- kendati kini ia berhasil mengantarkan Las Blaugranas kembali ke puncak klasemen Liga Spanyol, yang tentunya masih perlu waktu lebih lanjut sebelum dihakimi kualitasnya.
Baca juga: Maaf, Barcelona fokus ke Napoli, bukan heboh di luar lapangan
Namun, kini Setien sudah dihadapkan pada ujian lain yakni membuktikan dirinya bisa menjaga tradisi gemilang Barcelona di kancah Liga Champions.
Dalam 12 musim terakhir, Barcelona tak pernah gagal melangkah ke babak perempat final bahkan menjuarainya dalam tiga edisi yakni 2009, 2011 dan 2015.
Tradisi itu beroleh ujian yang boleh dibilang tidak terlalu serius dalam diri Napoli, yang masih inkonsisten sejak ditangani oleh Gennaro Gattuso selepas pemecatan Carlo Ancelotti.
Baca juga: Ter Stegen tidak mau terburu-buru perpanjang kontrak di Barcelona
Ujian pertama bagi Setien adalah meraih hasil positif dalam leg pertama babak 16 besar Liga Champions di San Paolo pada Selasa waktu setempat (Rabu dini hari WIB), sebagai modal penting untuk menyongsong leg kedua yang akan digelar di Nou Camp tiga pekan berselang.
Di tengah lapangan Lionel Messi mungkin tengah berada dalam kondisi terbaik setelah memborong caturgol dalam laga terakhir Liga Spanyol, tetapi Barcelona masih dibayangi konflik internal yang melibatkan sang megabintang dengan bekas rekan setimnya yang kini duduk di jajaran manajemen, Eric Abidal.
Tugas Setien cukup sederhana, yakni memastikan Messi tidak terganggu kebisingan konflik tersebut sembari menginstruksikan rekan-rekannya tetap memberi sokongan bagi sosok yang harus diakui masih menjadi ruh utama permainan Las Blaugranas tersebut.
Setien juga nantinya akan bertemu dengan wajah familiar dalam pertemuan kontra Napoli, yakni Fabian Ruiz yang jadi talenta didikannya saat ia masih menangani Real Betis beberapa tahun lalu.
Pelatih berusia 61 tahun itu juga tentunya ingin menandai debutnya di Liga Champions dengan cara terbaik kendati harus memulai di San Paolo, stadion yang disebutnya bertabur sejarah dan dipadati semangat besar para pendukung Napoli.
Setien juga bersikeras para pemain Barcelona tak lagi membicarakan soal kenyataan pahit gagal mempertahankan keunggulan leg pertama untuk disingkirkan Liverpool musim lalu ataupun Roma setahun sebelumnya lagi.
"Nyatanya, sangat sedikit yang membicarakan tentang yang sudah terjadi itu, meskipun saya yakin di benak masing-masing pemain masih tersimpan," ujarnya dalam jumpa pers purnalaga.
"Saya rasa situasinya tidak bisa dibandingkan. Kami sekarang mengusung aspek yang sangat dinamis dan moral positif. Tim berada di momen terbaik, sebagaimana juga Napoli," kata Setien menambahkan.
Setien boleh saja berkata demikian, tapi nyatanya Barcelona sampai memasukkan kepedihan remontada Liverpool ke dalam film dokumenter mereka dan jika ditilik musim lalu mereka berangkat ke Anfield dalam kondisi kepercayaan diri tinggi sudah memastikan gelar juara Liga Spanyol beberapa hari sebelumnya.
Apapun itu, Setien kini bertaruh dengan reputasinya sendiri untuk menjaga tradisi Barcelona yang setidaknya bisa mencapai perempat final kompetisi antarklub Eropa paling bergengsi tersebut.
Adu momentum positif Chelsea vs Muenchen
Sementara Barcelona menantang Napoli di San Paolo, pada saat bersamaan Chelsea akan menjamu Bayern Muenchen di Stamford Bridge, London, yang tak ubahnya menjadi adu kuat menjaga momentum positif kedua belah pihak.
Akhir pekan lalu, Chelsea akhirnya kembali ke jalur kemenangan dengan menundukkan Tottenham Hotspur setelah empat pertandingan sebelumnya hanya menghasilkan dua poin.
Hanya saja, Chelsea kedatangan Muenchen yang punya tren positif lebih panjang berupa catatan tak terkalahkan dalam 10 pertandingan terakhir di dua kompetisi domestik Jerman.
Rekam jejak itu membuat Frank Lampard merasa wajar jika Chelsea dianggap sebagai tim yang tak diunggulkan dalam pertemuan kali ini, terlebih lagi jika menilik kenyataan bahwa lawatan terakhir Muenchen ke London berakhir dengan kemenangan telak 7-2 atas Tottenham Hotspur pada Oktober 2019.
"Saya paham, tapi tim yang tak diunggulkan hadir dengan kesempatan untuk membalikkan prediksi. Kita semua menyukai 'Kisah Upik Abu' yang selalu dinanti dalam dunia olahraga," kata Lampard dalam jumpa pers pralaga.
Lagipula babak 16 besar dimainkan dalam dua pertandingan, sehingga menurut Lampard timnya punya banyak kesempatan untuk tampil maksimal demi meraih hasil terbaik pun jika tak banyak menguasai bola di tiap laganya.
Legenda Chelsea itu juga tak mau The Blues terpaku pada urusan menghentikan Robert Lewandowski selaku penyerang paling tajam di kubu Muenchen yang tampaknya musim ini kembali menemukan performa terbaiknya.
Di sisi lain, Lampard juga tengah meninjau ulang peran penyerang gaek Olivier Giroud yang hampir dijual dalam bursa transfer Januari, sebab dalam kemenangan kontra Tottenham selain mencetak gol pemain Prancis itu dinilainya menciptakan kepaduan yang baik dengan Mason Mount dan Ross Barkley.
Berikut jadwal pertandingan babak 16 besar Liga Champions yang berlangsung Selasa malam (Rabu dini hari WIB):
03.00 Napoli vs Barcelona
03.00 Chelsea vs Bayern Muenchen
Jadwal Liga Champions malam ini, pembuktian DNA Barca Quique Setien
Selasa, 25 Februari 2020 18:02 WIB 1008