Medan (ANTARA) - Petrokimia Gresik menggandeng 12 universitas menggelar Gerakan Jambore Petani Muda 3 Petrokimia Gresik (#PetaniMudaBisa) yang bertujuan mendukung regenerasi petani dan pertumbuhan agrosociopreneurship bidang pertanian di Indonesia.
"Kegiatan dilakukan bekerja sama dengan fakultas pertanian di 12 universitas. USU (Universitas Sumatera Utara) merupakan kampus pertama yang menjadi tempat pagelaran kegiatan tersebut, " ujar Manajer Promosi dan Perencanaan Pemasaran PT Petrokimia Gresik, Junianto Simaremare di Medan, Selasa.
Menurut dia, program itu dilakukan manajemen karena melihat rendahnya minat dan partisipasi generasi muda untuk menekuni bidang pertanian.
Rata-rata yang bekerja di sektor pertanian saat ini berusia di atas 45 tahun.
Sebaliknya generasi muda semakin sedikit, padahal pertanian memiliki potensi yang luar biasa besar dalam menghasilkan uang.
"Dengan Gerakan Jambore Petani Muda 3 Petrokimia Gresik itu diharapkan bisa menumbuhkan semangat kaum muda terjun ke usaha pertanian, " katanya.
Menurut Junianto didampingi Manager Penjualan Pupuk Korporasi Petrokimia Gresik Trudi Nainggolan, Wakil Dekan III Fakultas Pertanian USU, Tavi Supriana, dan perwakilan dari Tanijoy, Jainal Damanik, dalam waktu 10 tahun, jumlah rumah tangga petani turun 20 persen.
Penurunan 20 persen itu sama artinya kehilangan sekitar 15,6 juta tenaga kerja.
"Kehilangan pekerja petani itu semakin mengkhawatirkan karena berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik), pertumbuhan penduduk Indonesia terus meningkat setiap tahun," ujarnya.
Pertumbuhan penduduk itu tentunya membutuhkan pangan yang semakin besar.
“Jadi peran serta generasi muda di sektor pertanian sangat dibutuhkan untuk mewujudkan kedaulatan pangan nasional,” ujarnya.
Di kegiatan Jambore itu, Petrokimia Gresik mengajak anak muda yang memiliki minat dan konsentrasi dalam memajukan sektor pertanian dapat berpartisipasi.
Ide bisnis terbaik, katanya didaftarkan melalui www.sahabatpetani.com sejak 10 September hingga 14 Oktober 2019.
Jambore Petani Muda diadakan sejak tahun 2017 dimana pada tahun itu berfokus pada anak-anak muda berusia 25-30 tahun yang sudah aktif di bidang pertanian dengan omzet mencapai ratusan juta Rupiah.
Sedangkan tahun 2018, Petrokimia fokus kepada SMK Pertanian. Ada 83 SMK Pertanian di seluruh Indonesia yang diajak bekerja sama dengan membuka kelas inspiratif.
Adapun tahun 2019, Petrokimia fokus pada calon-calon sarjana pertanian dari fakultas pertanian di 12 uiversitas.
Selain USU, kerja sama dengan UGM, IPB, Unsoed, UB, Unpad, Unila, UNS, UNEJ, Udayana, Unhas dan Universitas Lambung Mangkurat.
Wakil Dekan III Fakultas Pertanian USU, Tavi Supriana, mengapresiasi program Petrokimia. Kegiatan itu dinilai sebagai salah satu cara untuk mendukung generasi muda terjun ke bidang pertanian.
Dia menegaskan, dalam 5 tahun terakhir, kewirausahaan sudah menjadi bagian dari kurikulum di Fakultas Pertanian USU yang lengkap dengan praktikumnya.
Fakultas Pertanian juga memiliki Program Kemandirian Mahasiswa (PKM) untuk membantu pendanaan bagi mahasiswa yang terjun ke bidang pertanian.
"Oleh karena itu USU mendukung program Petrokimia itu, " ujarnya.
Manajer Penjualan Pupuk Korporasi PT Petrokimia Gresik, Trudo Nainggolan, mengatakan, nantinya 12 tim terbaik dari setiap universitas mendapat kesempatan memaparkan idenya secara langsung di depan dewan juri.
Adapun tiga tim dengan ide bisnis terbaik akan mendapat program mentoring secara khusus oleh para CEO Petrokimia yang memiliki keahlian di industri pertanian.
Tim itu juga akan memperoleh dana untuk pengembangan bisnisnya.
Eksekutif Tanijoy, Jainal Damanik, mengatakan, sebagai lembaga financial technology (fintech), Tanijoy aktif terlibat dalam membantu pengembangan pertanian Indonesia, khususnya di Sumut.
“Kami mempertemukan investor dengan para petani. Di samping itu, kami juga bekerja sama dengan vendor-vendor untuk membantu kebutuhan petani, seperti pupuk, benih serta membantu pemasaran komoditas pertanian, " katanya.