Surabaya (ANTARA) - Direksi PT Pertamina memastikan stok elpiji di Jawa Timur dan berbagai daerah di Indonesia aman untuk kebutuhan Lebaran 2019, setelah melakukan pemantauan pasokan di Depot Elpiji Tanjung Perak, Surabaya, Jatim, Senin.
"Dari pantauan yang kami lakukan, bisa dipastikan pasokan elpiji di seluruh wilayah Indonesia aman dan harga juga tidak ada gejolak walaupun sejak awal puasa konsumsi elpiji masyarakat sudah mulai naik dikisaran tujuh persen," kata Direktur Pemasaran Retail Pertamina Mas’ud Khamid di Surabaya, Senin.
Ia mengatakan, pemantauan bertajuk "Safari Ramadhan" dilakukan guna memastikan pasokan elpiji selama bulan puasa dan Lebaran Idul Fitri aman, ditambah dengan melihat harga elpiji yang beredar di pasaran.
Selain itu, juga memastikan pekerja Depot tetap disiplin dalam menjalankan tugas sebagai Satgas.
Ia memprediksi akan ada kenaikan karena masyarakat banyak melakukan aktivitas memasak sejak awal bulan puasa, dan mencapai puncaknya saat H-3 hingga lebaran dikisaran 20 persen.
“Prediksi kami kenaikan selama bulan Ramadan dan Lebaran rata-rata mencapai 10 persen hingga 15 persen, namun pada puncaknya berada di kisaran 20 persen," katanya.
Namun demikian, untuk untuk memastikan tidak ada kelangkaan pasokan, stok elpiji nasional dinaikkan dari 16 hari menjadi 17 hari hingga 18 hari. Volume stok elpiji juga dinaikkan dari 24 ribu metrik ton hingga 25 ribu metrik ton menjadi 28 ribu metrik ton.
Sementara itu, depot Elpiji Tanjung Perak adalah salah satu Depot yang cukup strategis dan menyuplai sekitar 68 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBE) yang ada di wilayah Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo dan Lamongan.
Jumlah SPBE tersebut mencapai 11 persen dari total jumlah SPBE secara nasional yang mencapai sekitar 130 unit SPBE.
Sementara di wilayah Jatim, pada kondisi normal rata-rata konsumsi untuk Elpiji mencapai sebesar 97.000 Metric Ton (MT) per bulan untuk Elpiji 3 KG.
Sedangkan untuk Elpiji Non-Subsidi mencapai sebesar 6.350 MT per bulan. Pertamina memprediksi konsumsi Elpiji akan mengalami kenaikan 7 persen hingga 9 persen pada Mei dan Juni 2019, dengan estimasi angka mencapai 105.300 MT untuk Elpiji Subsidi dan 6.800 MT untuk Elpiji Non-Subsidi.