Medan (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Wilayah Provinsi Sumatera Utara membangun dan meresmikan Rumah Produksi Kopi di Kecamatan Tiga Panah, Karo, Kamis (2/5), untuk mendorong peningkatan produksi komoditas itu.
"Rumah Produksi Kopi itu diharapkan dapat membantu dan mendorong produksi kopi petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Sinergi Fajar Harapan, " ujar Kepala BI Kantor Perwakilan Wilayah Sumut, Wiwiek Sisto Widayat.
Menurut dia, kopi menjadi salah satu komoditas ekspor unggulan Sumut di luar sawit dan karet.
Harapannya ekspor kopi bisa ditingkatkan lebih banyak lagi sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan petani dan penerimaan devisa.
Wiwiek menyebutkan, produksi kopi di Karo ternyata cukup banyak, walau tidak sepopuler dari daerah produsen lainnya seperti Sidikalang.
"Agar kopi Karo semakin dikenal dan produksinya naik terus, sejak 2016, BI sudah bekerja sama dengan petani di Karo," katanya.
Pengoperasian Rumah Produksi Kopi di Kecamatan Tiga Panah adalah salah satu wujud kerja sama BI dan petani kopi.
"Ke depan, warga Karo diharapkan bisa mengembangkan tanaman dan kualitas produksi agar petani semakin sejahtera," katanya.
Bupati Karo, Terkelin Brahmana mengapresiasi bantuan BI kepada Kelompok Tani Sinergi Fajar Harapan Karo.
Bantuan diharapkan jadi pemicu semangat petani untuk mengembangkan produksi dan mutu kopinya.
"Pemkab Karo berharap BI Sumut juga membantu pemasaran kopi petani Karo dan sebaliknya, petani diharapkan memegang teguh komitmen untuk menjaga bantuan yang diberikan BI dan terus mengembangkan kopi," katanya.
Ketua Kelompok Tani Sinergi Fajar Harapan Karo, Armen Ginting menyebutkan, bantuan dan bimbingan BI Sumut sangat berarti bagi petani.
Dia menjelaskan, di dalam kelompok tani itu ada 25 petani yang bergabung.
"Sebelum ada Rumah Produksi Kopi, petani memproduksi kopi di rumah masing-masing dan dengan cara manual," katanya.
Sementara itu di Rumah Produksi Kopi, petani bisa memproduksi bersama dari tahap awal hingga pengemasan untuk siap dipasarkan," katanya.
Armen menegaskan, hampir 90 persen penduduk di Tiga Panah memiliki lahan kopi.
Selain menanam kopi
Sigararutang, petani juga mulai mengembangkan jenis Komasti dan Andungsari.
"Di masa panen raya, setiap petani bisa panen 300 kilogram - satu ton," katanya.
Harga kopi dijual dari Rp8.700 (ceri merah) hingga Rp180.000 per kg untuk yang sudah digoreng.