Ungkapan itu ia sampaikan saat sambutan pada peresmian Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) Tematik Pertanian Terintegrasi, di Desa Panompuan, Angkola Timur, Tapanuli Selatan, Senin (9/1).
"Dulu Sibolga - Tapanuli Selatan berkisar 130 Kilometer masih bisa ditembus menggunakan kenderaan roda empat sekitar 2 jam, sekarang tidak lagi" sebutnya.
Faktor buruknya infrastruktur badan jalan itu menjadi penyebab lambannya laju kenderaan dijalan mencapai 3,5-4 jam.
"Badan ruas jalan nasional Sibolga - Tapanuli Selatan melalui Tapanuli Tengah dan Kota Padangsidimpuan saat ini memprihatinkan".
Banyak ditemui badan jalan yang berlobang-lobang sampai berdiameter 2 meter dengan kedalaman yang variatif mencapai 30 centimeter, diperparah saat hujan, badan jalan berlobang berubah menjadi kubangan.
Salah seorang pengemudi mobil pribadi Sukri Falah Harahap,35, penduduk Padangsidimpuan dimintai tanggapannya mengatakan perlunya ada perhatian pemerintah terhadap kondisi jalan-jalan nasional di Tabagsel.
"Selain rawan kecelakaan, dan seringnya menyebabkan macet kerusakan jalan tersebut akan mempercepat rusaknya sejumlah komponen kenderaan,"katanya.
Sukri Falah berharap adanya perhatian dari Kementerian PU dalam hal ini Balai Besar Jalan Nasional (BBJN) untuk dapat segera melakukan perbaikan atas kondisi jalan jalan nasional yang rusak tersebut.