Pematangsiantar, Sumut, 30/9 (Antara) - Pemerintah Kota (Pemkot) Pematangsiantar, Sumatera Utara, diminta mengembangkan daerah pinggiran untuk pemerataan aktivitas usaha pembangunan dan kemasyarakatan.
Menurut penasehat Apindo Pematangsiantar, HM Natsir Armaya Siregar, Rabu, pengembangan kawasan pintu masuk inti kota dengan penyediaan fasilitas yang lengkap akan membangkitkan ekonomi masyarakat.
"Jadikan kawasan pinggiran menjadi penyangga perekonomian kota, dengan mendirikan terminal-terminal dan pasar mini, pelaku usaha akan datang dengan sendirinya," saran Armaya.
Kota Suiantar kata Armaya, sudah terlalu berat menanggung beban pembangunan, karena terjadi penumpukan usaha, sementara lahan semakin mengecil.
Kondisi ini menimbulkan berbagai permasalahan, di antaranya kemacetan dan persaingan ketat untuk memperoleh pekerjaan.
Kabag Humas Pemkot Pematangsiantar, Jalatua Hasugian mengatakan, pihaknya telah dan terus menjalankan program pengembangan kawasan pinggiran.
Seperti memberikan izin pusat perbelanjaan mini moderen di kecamatan sekitar inti kota, kecuali kawasan Marihat yang tidak dibenarkan dikonsesi untuk penggunaan lain, selain pertanian.
Kawasan Tanjung Pinggir eks perkebunan cokelat seluas 573 hektare masih dalam proses pelepasan, yang diplot menjadi kawasan bisnis baru.
Pemkot juga menolak ruislag (tukar guling) lokasi SMA Negeri 4 yang berada di pintu masuk inti kota untuk dirubah menjadi mall (pusat perbelanjaan moderen),
"Intinya Pemkot tidak lagi memberikan izin membuka usaha skala besar di inti kota," tegas Jalatua. ***3***