Balige, Sumut, 2/5 (Antara) - Pelaksana tugas Bupati Toba Samosir (Tobasa) Liberty Pasaribu mengingatkan para kepala sekolah di daerah tersebut dapat mengantisipasi berbagai tindakan penyelewengan dalam penerimaan siswa baru tahun ajaran 2015 yang diperkirakan rentan terjadinya kecurangan.
"Saya berharap dalam penerimaan siswa baru tidak terjadi praktik kecurangan, seperti jual beli kursi dan pengaturan rangking nilai ujian nasional maupun ujian sekolah," tegas Liberty Pasaribu di Balige, Sabtu.
Dinas Pendidikan Tobasa, telah menggelar rapat koordinasi penerimaan peserta didik baru (PPDB) di aula SMK Laguboti, dihadiri para kepala sekolah guna merumuskan berbagai kebijakan untuk menjaga persaingan sehat, sehingga kekhawatiran atas sekolah yang tutup akibat kekosongan siswa tidak sampai terjadi.
Menurut Liberty, perlu adanya regulasi yang mengatur agar jumlah siswa merata di setiap sekolah sesuai kapasitasnya. Kebijakan yang diterapkan bisa berupa rayonisasi dan pembobotan nilai antar kecamatan, luar kabupaten dan provinsi.
Ia menilai, kualitas pendidikan di Tobasa saat ini sudah jauh tertinggal dari kabupaten lain di sekitarnya, berdasarkan hasil perengkingan untuk tingkat Sumatera Utara.
Dari dua sekolah unggulan di daerah ini, yakni Yayasan Soposurung SMA Negeri 2 Balige dan SMA DEL, hanya sebagian kecil saja siswa asal Tobasa yang mampu bersaing untuk diterima di kedua sekolah tersebut. Di Yayasan Soposurung, hanya delapan orang yang diterima dari sekitar 2.600 pelajar.
Untuk itu, Liberty meminta Dinas Pendidikan setempat mencari solusi untuk mengatasinya melalui berbagai konsep. Sebab, masa depan generasi muda ada di tangan para kepala sekolah, guru dan termasuk orangtua siswa.
Dalam pelaksanaan PPDB, perlu dibuatkan regulasi, sehingga sistemnya dapat berjalan baik, terencana, dan kondusif.
Pihak sekolah jangan berlomba merekrut siswa sebanyak-banyaknya untuk mendapatkan dana BOS yang besar. Sebab hal itu berpotensi menurunkan kualitas pendidikan.
"Para kepala sekolah hendaknya mampu membuat berbagai terobosan. Memecahkan persoalan di Tobasa hanya melalui pendidikan. Tingkatkan kualitas manusia itu melalui pendidikan, sehingga generasi kita mampu bersaing di manapun berada," tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Tobasa, Lalo Simanjuntak menyebutkan tahun ajaran 2014-2015 akan berakhir pada 20 Juni 2015. Sementara tahun ajaran baru dimulai pada 7 Juli 2015.
Sebagai dasar PPDB, kata dia, mengacu pada undang-undang yang berlaku dan juknis PPDB 2015 yang diselaraskan dengan hasil rapat koordinasi yang mereka lakukan dengan para kepala sekolah dan seluruh pemangku kepentingan di kabupaten tersebut.
"Salah satu kendala yang sering terjadi dalam proses pelaksanaan PPDB di daerah ini, adalah jumlah pendaftar yang membludak di beberapa sekolah khususnya di Balige. Sedangkan sekolah lainnya tidak begitu diminati, sehingga dikhawatirkan terjadi kekosongan pendaftar," jelasnya.
Anggota Komisi C DPRD Tobasa, Ramli Aruan menambahkan, yang paling utama dilakukan saat ini adalah bagaimana menciptakan setiap sekolah menjadi sekolah yang benar-benar dipercaya dan diminati pelajar.
Memang, kata dia, rayonisasi dan pembobotan nilai memang tepat, tetapi lebih tepat jika mewujudkan sekolah itu menjadi diminati.
"Untuk mengatasi membludaknya pendaftar di satu sekolah, terlebih dahulu harus menelusuri dasar dari masalah itu sendiri. Selanjutnya, mencari solusi yang tepat untuk mengatasinya," ungkap Ramli. ***4***
(KR-HIN)
Penerimaan Siswa Baru di Tobasa Rentan Kecurangan
Sabtu, 2 Mei 2015 20:47 WIB 2370