Jakarta, 28/6 (Antara) - Sekretaris Jenderal DPP Partai Persatuan Pembangunan M. Romahurmuziy mengatakan hasil jelek yang diperoleh partainya dalam setiap survei sebelum Pemilu 2014 bukanlah akhir zaman karena hal itu tidak menunjukkan suara masyarakat sesungguhnya.
"Hasil survei jelek bukanlah kiamat untuk PPP. Kami punya puluhan pengalaman disurvei jeblok sejak Pemilu 1999. Namun, selalu 'happy ending' (berakhir bahagia)," katanya dalam siaran pers yang diterima Antara, Jumat.
Hal itu dikatakan Romahurmuzy menanggapi hasil survei Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia yang baru saja dirilis. Dalam survei tersebut PPP hanya memperoleh 2,9 persen suara.
Ia menuding survei sebagai piranti pengetahuan dewasa ini sering kali dibelokkan sebagai alat pembentuk opini dengan cara menyiasati metoda sampling dan kualifikasi responden.
"Kami tentu tidak meragukan otentisitas LIPI. Namun, kesempatan ini kami gunakan untuk 'flashback' (mengenang masa lalu) 'kemelesetan' kolektif sejumlah lembaga survei terkemuka pada beberapa pilkada terakhir," katanya.
Menurut dia, survei dalam waktu 10 bulan sebelum pemilu hanya memotret kinerja media atau humas sebuah parpol saja. Padahal, selain itu, pemilu juga merupakan kinerja calon anggota legislatif dan mesin partai.
"Pada kedua aspek itu, kami yakin PPP unggul karena sudah kami buktikan berkali-kali," katanya.
Sementara itu, LIPI baru saja merilis hasil survei nasional terkait dengan partisipasi politik dan perilaku pemilih. Dalam survei tersebut, PDI Perjuangan menjadi partai terpopuler dengan dukungan 14,9 persen suara narasumber.
Berturut-turut diikuti oleh Partai Golkar memperoleh 14,5 persen, Partai Demokrat 11,1 persen, Partai Gerindra 7,4 persen, PKB 5,6 persen, PPP 2,9 persen.
PKS 2,6 persen, PAN 2,5 persen, Partai Nasdem 2,2 persen, Partai Hanura 1,9 persen, PBB 0,6 persen, dan PKPI 0,2 persen.(M041)
PPP: Survei Jelek Bukan Kiamat
Sabtu, 29 Juni 2013 0:12 WIB 650