Medan, 21/3 ( antarasumut)- Komunikasi menjadi unsur penting dalam penanggulangan bencana, baik pada saat pra bencana, darurat bencana dan pascabencana.

"Dalam penanggulangan bencana harus dibangun komunikasi integratif dan kohesif yang setara antara pemerintah, masyarakat, media dan korban bencana," kata Ketua Umum Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (Aspikom) Dr Eko Harry Susanto, saat menjadi narasumber Seminar Nasional "Komunikasi Bencana" di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Kamis.

Menurut dia, komunikasi bencana harus melibatkan semua pihak dari unsur masyarakat, akademisi dan pemerintah. Tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah karena informasi dari pemerintah belum sepenuhnya dipakai oleh masyarakat.

"Bahkan lembaga pemerintah lainnya juga bisa tidak menghiraukan ," katanya.

Lebih jauh, dijelaskan dia, dalam masalah bencana informasi sering hanya dianggap sebatas pelengkap. Masyarakat justru menjadikan mitos, lagenda, worldview dan nilai tradisional sebagai rujukan utama.

Untuk itu menurut dia, harus ada komunikasi interaktif antara pemerintah, korban bencana, lembaga swasta, dan masyarakat. Komunikasi yang dilakukan harus fokus pada pemulihan korban dan lingkungannya.

"Masyarakat korban bencana harus diberi hak komunikasi sederajat dengan pemerintah maupun lembaga lain. Media massa mendorong komunikasi yang transparan dalam penanganan korban," katanya.

Kepala Bidang Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo yang juga narasumber seminar, mengatakan, pemahaman masyarakat akan tanggap bencana alam seperti gempa dan tsunami harus terus ditingkatkan demi menghindarkan banyaknya korban jiwa, terlebih lagi memang sebagian wilayah Indonesia termasuk daerah rawan bencana.

"Pendidikan bencana dalam membangun kesiapsiagaan masyarakat sangat penting artinya demi menghindarkan banyaknya korban jiwa saat bencana melanda," katanya.

Sedangkan Direktur Pendidikan dan Latihan PWI Sumut, War Djamil mengungkapkan, dalam mengkomunikasikan bencana media dituntut untuk selektif dan memenuhi etika penulisan berita. Walaupun harus diakui ada saja yang menjadikan sensasi dan mengedepankan unsur kengerian untuk menarik minat publik.

Sementara itu, Rektor UMSU, Drs Agussani MAP mengatakan, UMSU sebagai lembaga pendidikan tinggi selalu siap untuk terlibat dalam penanggulangan bencana. Bukan hanya untuk membuat kajian-kajian tentang bencana, tapi juga dalam kegiatan mitigasi bencana.

Seminar Nasional "Komunikasi Bencana" merupakan kerjasama UMSU dan Aspikom serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut. Dalam kegiatan yang dibuka Gubernur Sumut diwakili Kepala BPBD Dr H Asren Nasution MA, juga dilaksanakan acara pengukuhan Pengurus Aspikom Sumut-Aceh.

Dalam kegiatan itu juga ditandatangani naskah kerjasama antara UMSU dan Aspikom serta UMSU dan BPBD Sumut. Penandatanganan naskah kerjasama dilakukan Rektor UMSU, Drs Agussani MAP dan Dr H Asren Nasution serta Ketua Umum Aspikom, Dr Eko harry Susanto.

 

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013