Medan, 2/2 (Antara) - Harga jagung di tingkat petani naik lagi sekitar Rp100 per kilogram atau menjadi Rp2.900--Rp3.000/kg akibat pasokan impor semakin ketat pascakegagalan panen di Amerika Serikat.

"Petani jagung dewasa ini lagi gembira-gembiranya karena harga jagung terus naik hingga Rp2.900-Rp3.000/kg dari harga sebelumnya di bawah Rp2.000/kg," kata Ketua Himpunan Petani Jagung Indonesia (Hipajagin) Jemat Sebayang di Medan, Sabtu.

Kenaikan harga jagung, terjadi sejak Desember 2012 dan masih terus naik hingga awal Februari ini.

Kegagalan panen jagung di Amerika Serikat (AS) akibat cuaca membuat pasokan impor sangat ketat dan itu memacu naiknya harga lokal.

"Jarang sekali terjadi seperti ini. Biasanya di saat masa panen, petani menderita karena harga anjlok,"katanya.

Ada prakiraan, harga jagung akan naik lagi dan itu sangat diharapkan mengingat panen masih berlangsung hingga Maret 2013.

Prakiraan harga naik lagi mengacu pada produksi lokal yang juga tidak terlalu banyak meski sedang memasuki masa panen.

Penurunan produksi itu sendiri karena petani semakin kurang berminat bertanam jagung menyusul terus terjadinya fluktuasi harga dan bahkan tren melemah pada masa panen.

Kepala Subbagian Program Dinas Pertanian Sumut, Lusyantini, mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi Sumut berupaya mendorong agar petani kembali bersemangat bertanam jagung.

Diakuinya, pada tahun ini, pihaknya memperhitungkan produksi jagung di Sumut lebih rendah dari hasil panen pada tahun lalu sebanyak 1.500.552 ton atau hanya mencapai 1.484.731 ton.

Asumsi itu mengacu pada fakta di lapangan berkurangnya areal tanaman jagung itu akibat alih fungsi lahan dengan berbagai alasan dari petani.

Pada tahun lalu, kata dia, realisasi produksi jagung juga tidak mencapai target sebanyak 1.484.731 ton karena angka sementara hingga Desember 2012 produksi masih mencapai 1.280.899 ton.

"Mudah-mudahan dengan adanya lonjakan harga jagung sejak akhir 2012 dan di awal 2013 ini membuat petani tetarik lagi bertanam jagung sehingga produksi bisa naik menjadi 1,5 jutaan ton," katanya.

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013