Medan, 1/2 (ANTARA) - Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Sumut mengungkapkan sedikitnya ada 3.300 mega watt (MW) potensi pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di provinsi itu.
"Potensi PLTA itu ada di delapan kabupaten/kota Sumut seperti Langkat, Karo dan Tapanuli Selatan. Kadin akan berupaya mempromosikan dan mengajak investor untuk menggarap potensi tersebut," kata Wakil Ketua Umum Bidang Energi dan Mineral Kadin Sumut, Tohar Soehartono, di Medan, Kamis.
Dari 3.300 MW potensi PLTA di Sumut itu, kata dia, yang baru digarap berkisar 660 MW dari sekitar 1.300 MW potensi air di Sungai Asahan (PLTA Asahan).
"Potensi itu seharusnya bisa maksimal dimanfaatkan, mengingat Sumut bahkan secara nasional masih mengalami krisis listrik,"katanya.
Dia mengaku, dewasa ini sejumlah investor dari China dan termasuk Jepang terus melirik peluang itu.
"Kadin juga terus mendorong pengusaha lokal, nasional dan asing berinvestasi di sektor itu. Selain untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di daerah itu, pemberdayaan potensi air tersebut bisa membantu peningkatan perekonomian rakyat di sekitar wilayah sumber daya alam itu,"katanya.
Dia menilai, jika energi listrik masih tidak memadai, maka dikhawatirkan, biaya produksi industri dan termasuk beban listrik masyarakat semakin tinggi dan itu tidak sehat bagi perekonomian
Tohar mengakui, lambatnya pemanfaatan potensi sumber air sebagai pembangkit istrik itu antara lain dipicu oleh banyaknya aturan yang tumpang tindih soal pembangunan pembangkit listrik dan birokrasi perizinan yang berbelit.
"Diharapkan berbagai hambatan itu sudah tidak ada lagi mulai tahun ini sehingga pembangunan PLTA semakin banyak,"katanya.
Namun dia mengingatkan, pemerintah juga memang harus benar-benar memilih investor yang tepat agar hal-hal yang tidak diinginkan dengan mengelola sumber daya alam itu seperti kerusakan lingkungan bisa ditekan.
"Pemerintah misalnya bisa melibatkan Kadin dalam evaluasi menyangkut pemberian izin investasi. Sinergi antara pemerintah dan dunia usaha memang sudah seharusnya ditingkatkan,"katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013
"Potensi PLTA itu ada di delapan kabupaten/kota Sumut seperti Langkat, Karo dan Tapanuli Selatan. Kadin akan berupaya mempromosikan dan mengajak investor untuk menggarap potensi tersebut," kata Wakil Ketua Umum Bidang Energi dan Mineral Kadin Sumut, Tohar Soehartono, di Medan, Kamis.
Dari 3.300 MW potensi PLTA di Sumut itu, kata dia, yang baru digarap berkisar 660 MW dari sekitar 1.300 MW potensi air di Sungai Asahan (PLTA Asahan).
"Potensi itu seharusnya bisa maksimal dimanfaatkan, mengingat Sumut bahkan secara nasional masih mengalami krisis listrik,"katanya.
Dia mengaku, dewasa ini sejumlah investor dari China dan termasuk Jepang terus melirik peluang itu.
"Kadin juga terus mendorong pengusaha lokal, nasional dan asing berinvestasi di sektor itu. Selain untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di daerah itu, pemberdayaan potensi air tersebut bisa membantu peningkatan perekonomian rakyat di sekitar wilayah sumber daya alam itu,"katanya.
Dia menilai, jika energi listrik masih tidak memadai, maka dikhawatirkan, biaya produksi industri dan termasuk beban listrik masyarakat semakin tinggi dan itu tidak sehat bagi perekonomian
Tohar mengakui, lambatnya pemanfaatan potensi sumber air sebagai pembangkit istrik itu antara lain dipicu oleh banyaknya aturan yang tumpang tindih soal pembangunan pembangkit listrik dan birokrasi perizinan yang berbelit.
"Diharapkan berbagai hambatan itu sudah tidak ada lagi mulai tahun ini sehingga pembangunan PLTA semakin banyak,"katanya.
Namun dia mengingatkan, pemerintah juga memang harus benar-benar memilih investor yang tepat agar hal-hal yang tidak diinginkan dengan mengelola sumber daya alam itu seperti kerusakan lingkungan bisa ditekan.
"Pemerintah misalnya bisa melibatkan Kadin dalam evaluasi menyangkut pemberian izin investasi. Sinergi antara pemerintah dan dunia usaha memang sudah seharusnya ditingkatkan,"katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013