Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah III Sumatera Utara memasang empat unit kamera jebak (camera trap) di lokasi yang diduga menjadi jalur perlintasan Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) di Desa Perkebunan, Kecamatan Angkola Sangkunur, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara (Sumut).
Petugas BKSDA Wilayah III Sumut Irwan mengatakan pemasangan kamera trap dilakukan untuk memastikan keberadaan satwa liar tersebut sekaligus memberikan rasa aman kepada masyarakat setempat yang belakangan merasa resah.
“Dari hasil analisis jejak, diduga kuat merupakan harimau sumatera. Untuk memastikan dan demi kenyamanan masyarakat, kami memasang empat unit kamera trap di lokasi yang dicurigai,” kata Irwan, kepada ANTARA, Jumat
Ia menjelaskan, dua titik pemasangan kamera berada di seberang Jalan Kantor Afdeling IV Malombu, lokasi di mana seorang karyawan kebun bernama Irfan dan Jonhari pekerja bangunan jalan mengaku melihat langsung harimau berkeliaran di area perkebunan.
“Hasil wawancara dengan Irfan, ia melihat dari jarak sekitar 15 meter dengan ukuran harimau yang relatif kecil. Sementara saksi lain, Jonhari, yang saat itu sedang merehabilitasi jalan di lokasi perkebunan, juga melihat dari jarak serupa dan menyebutkan harimau induk bersama anaknya,” ujarnya.
Irwan menambahkan kamera trap tersebut dipasang selama 14 hari terhitung sejak 18 Desember 2025 untuk memastikan apakah jejak yang ditemukan benar merupakan satwa liar dilindungi tersebut.
Selain pemasangan kamera, BKSDA juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan berkoordinasi dengan pemerintah desa agar warga tetap tenang namun waspada dalam beraktivitas.
“Masyarakat diminta tidak bekerja sendiri ke kebun, tidak berangkat terlalu pagi dan tidak pulang terlalu sore. Selain itu, dianjurkan membuat suara keras seperti memukul benda tertentu agar satwa menjauh,” katanya.
Sementara itu, Kepala Desa Perkebunan Julianto mengapresiasi langkah cepat BKSDA dalam menangani keresahan warga terkait dugaan keberadaan harimau sumatera di wilayah mereka.
“Pasca ditemukannya jejak kaki yang diduga satwa liar serta pengakuan warga yang bertemu langsung, masyarakat merasa takut dan aktivitas terganggu. Dengan pemasangan kamera trap ini, kami berharap ada kepastian dan warga kembali merasa aman,” ujar Julianto.
Editor : Juraidi
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2025