Aparat kepolisian menyelidiki aksi kekerasan antarsiswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat viral setelah video menyebar di media sosial (Medsos)
Dalam video yang beredar di medsos terlihat siswi melakukan terhadap siswi lainnya. Aksi tersebut justru dijadikan tontonan oleh teman-teman siswi yang berkelahi, hingga di video mengganggu hp dan diviralkan di medsos.
"Aksi tersebut terjadi 10 Desember 2024, aksi kekerasan antar siswi ini berawal dari saling ejek," kata Kepala Unit Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kecamatan Keruak, Lombok Timur Arifin di Lombok Timur, Senin.
Terhadap kejadian tersebut pihak UPT bersama aparat kepolisian langsung memanggil pihak kedua orang tua termasuk para siswa yang berkelahi tersebut. Hal itu untuk menghindari hal berkelanjutan dan mereka sepakat berdamai yang dibuktikan dengan surat pernyataan berdamai antar kedua pihak.
"Persoalan itu sudah diselesaikan secara kekeluargaan agar kasusnya tidak berlanjut," katanya.
Terhadap kejadian tersebut, Arifin mengaku miris dan menyayangkan kejadian tersebut, apalagi sampai beredar di media sosial. Padahal para siswa telah dilarang membawa HP ke sekolah untuk mengantisipasi hal yang negatif terjadi.
" Ini menjadi catatan pihak sekolah untuk memperketat siswa membawa HP ke sekolah, karena sekolah telah kecolongan dengan adanya kejadian ini," katanya.
Ia mengimbau seluruh sekolah untuk memperketat siswa yang membawa HP, guna menghindari kejadian serupa tak terulang kembali.
"Pengawasan orang tua juga diharapkan supaya tetap mengingatkan anaknya untuk belajar dengan baik dan tidak melakukan hal yang negatif," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024