Akademisi Universitas Al Azhar Indonesia sekaligus Doktor Ilmu Politik di Universitas Indonesia (UI), Ujang Komarudin, mengatakan bahwa Pemerintah Indonesia harus konsisten mempertahankan sikap politik nonblok, di tengah tarik-ulur kepentingan internasional saat ini.
Menurut dia, Presiden Prabowo Subianto harus mampu meletakkan sikap bebas aktif di mata internasional untuk kepentingan Indonesia di mata dunia.
"Ya Indonesia dengan sikap politik internasional yang bebas aktif, yakni nonblok ke manapun, ada di tengah-tengah," kata Ujang kepada ANTARA di Jakarta, Senin.
Ia membeberkan, Presiden harus mampu mengampanyekan isu yang diperjuangkan oleh Indonesia dalam rangka membantu mewujudkan stabilitas politik maupun ekonomi dunia melalui sejumlah isu.
Dalam hal politik, Indonesia harus berperan aktif untuk mendorong penghentian perang antara Rusia-Ukraina yang berdampak pada perekonomian dunia atau negara-negara yang berhubungan dengan kedua negara, sebab perang itu mempengaruhi kebutuhan energi dan pangan di negara se-kawasan.
"Makanya Eropa sangat kelimpungan karena perang tersebut terkait kebutuhan energi dan pangan. Negara-negara lain juga kesulitan mendapatkan pasokan dan distribusi pangan," ujar Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) itu.
Selain itu, isu penghentian penindasan yang terjadi di Palestina juga harus disuarakan secara konsisten oleh Presiden, karena sesuai dengan konstitusi Indonesia, penjajahan di atas dunia harus dihapuskan.
"Semua tahu bahwa Israel yang menjajah Palestina, maka Presiden Prabowo harus dengan lantang menolak penindasan dan mendukung kemerdekaan Palestina dengan segera dan secepat mungkin," ujar pria yang juga akademisi di Universitas Al Azhar Indonesia itu.
Ujang berharap, kunjungan kerja Presiden Prabowo Subianto ke sejumlah negara seperti China, Amerika Serikat, Inggris, serta menghadiri KTT APEC di Peru dan KTT G20 di Brazil, mampu membawa dampak positif untuk dunia.
Begitu juga, tambah dia, rencana kunjungan Presiden ke kawasan Timur Tengah, diharapkan akan berdampak stabilitas ekonomi-politik.
Ia membeberkan, Presiden harus mampu mengampanyekan isu yang diperjuangkan oleh Indonesia dalam rangka membantu mewujudkan stabilitas politik maupun ekonomi dunia melalui sejumlah isu.
Dalam hal politik, Indonesia harus berperan aktif untuk mendorong penghentian perang antara Rusia-Ukraina yang berdampak pada perekonomian dunia atau negara-negara yang berhubungan dengan kedua negara, sebab perang itu mempengaruhi kebutuhan energi dan pangan di negara se-kawasan.
"Makanya Eropa sangat kelimpungan karena perang tersebut terkait kebutuhan energi dan pangan. Negara-negara lain juga kesulitan mendapatkan pasokan dan distribusi pangan," ujar Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) itu.
Selain itu, isu penghentian penindasan yang terjadi di Palestina juga harus disuarakan secara konsisten oleh Presiden, karena sesuai dengan konstitusi Indonesia, penjajahan di atas dunia harus dihapuskan.
"Semua tahu bahwa Israel yang menjajah Palestina, maka Presiden Prabowo harus dengan lantang menolak penindasan dan mendukung kemerdekaan Palestina dengan segera dan secepat mungkin," ujar pria yang juga akademisi di Universitas Al Azhar Indonesia itu.
Ujang berharap, kunjungan kerja Presiden Prabowo Subianto ke sejumlah negara seperti China, Amerika Serikat, Inggris, serta menghadiri KTT APEC di Peru dan KTT G20 di Brazil, mampu membawa dampak positif untuk dunia.
Begitu juga, tambah dia, rencana kunjungan Presiden ke kawasan Timur Tengah, diharapkan akan berdampak stabilitas ekonomi-politik.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Akademisi: Indonesia harus konsisten pertahankan sikap politik nonblok
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024