Rektor Universitas Sumatera Utara (USU) Prof. Dr. Muryanto Amin dalam pidato pembuka sidang Dies Natalis ke-72 bertema "Perkuat Ekosistem Pendidikan Tinggi Meraih Indonesia Emas". mengatakan, untuk menghadapi tantangan global, lulusan perguruan tinggi harus memiliki kompetensi khusus. Seperti bidang digitalisasi, otomasi, energi, lingkungan, kesehatan, dan rekayasa genetik.
"Keahlian khusus tersebut akan sangat bermanfaat untuk menghadapi tantang global. Jadi selain unggul secara akademis, lulusan USU juga harus mampu beradaptasi dengan perubahan cepat di dunia kerja. Lulusan perlu menjadi individu yang kompetitif, adaptif, fleksibel, dan produktif, sembari menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila sebagai landasan moral," tegasnya, Selasa (15/10/2024).
Prof Mury juga menjelaskan bahwa kurikulum harus dirancang untuk membekali mahasiswa dengan keterampilan praktis dan teknis yang sesuai dengan tuntutan pasar, guna mengurangi kesenjangan antara keterampilan lulusan dan ekspektasi industri. Program seperti magang, proyek industri, dan pembelajaran berbasis studi kasus memberikan mahasiswa pengalaman langsung yang mempersiapkan mereka untuk tantangan dunia kerja.
"Penyesuaian kurikulum menjadi hal yang harus dilakukan agar lulusan USU mampu kompetitif menghadapi era persaingan global. Hal ini di USU sudah mulai diterapkan, bagaimana kurikulum akan dibuat fleksibel agar mahasiswa mampu memahami aspek teoritis dan praktis," tegasnya.
Prof. Mury mengatakan, pengalaman di dunia kerja seperti magang atau program KKN dapat membantu mahasiswa mengembangkan kemampuan problem-solving yang diperlukan untuk beradaptasi dengan cepat dalam berbagai situasi industri.
Prof. Muryanto Amin juga menjelaskan terkait tema yang dipilih dalam dies natalis tahun ini yakni memperkuat ekosistem perguruan tinggi untuk meraih Indonesia emas.
"Tema ini menjadi penting untuk menggelorakan semangat kolaborasi antarseluruh unsur di bidang pendidikan tinggi, mengingat generasi muda yang sedang dibentuk melalui kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi saat ini dan pada tahun-tahun ke depan akan menjadi pemimpin masa depan Indonesia yang sering digaungkan sebagai generasi emas," tegasnya.
Rektor menjelaskan bahwa penataan ekosistem yang baik dengan menciptakan sarana dan prasarana yang menunjang akan membuat semangat belajar dan semangat meneliti sivitas akademika USU lebih produktif. Karenanya Prof. Mury di awal kepemimpinannya menaruh konsern terhadap persoalan pemerataan infrastruktur di USU untuk menciptakan ekosistem akademik yang kuat secara fundamental.
"Semangat itu saya usung sejak saya memimpin USU. Karena sangat kita sadari bersama bahwa proses pembentukan generasi muda unggul, bibit pemimpin bangsa yang penuh inovasi dan semangat kebangsaan yang tinggi membutuhkan waktu, tenaga, resiliensi dan berkesinambungan," katanya.
Kegiatan Dies Natalis ke-72 USU sendiri berlangsung khidmat dan meriah. Menghadirkan CEO Malaka Project, Ferry Irwandi dalam orasi ilmiah, mahasiswa USU diharapkan lebih dapat membuka cakrawala baru dalam memandang konsep pendidikan dan kehidupan.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024
"Keahlian khusus tersebut akan sangat bermanfaat untuk menghadapi tantang global. Jadi selain unggul secara akademis, lulusan USU juga harus mampu beradaptasi dengan perubahan cepat di dunia kerja. Lulusan perlu menjadi individu yang kompetitif, adaptif, fleksibel, dan produktif, sembari menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila sebagai landasan moral," tegasnya, Selasa (15/10/2024).
Prof Mury juga menjelaskan bahwa kurikulum harus dirancang untuk membekali mahasiswa dengan keterampilan praktis dan teknis yang sesuai dengan tuntutan pasar, guna mengurangi kesenjangan antara keterampilan lulusan dan ekspektasi industri. Program seperti magang, proyek industri, dan pembelajaran berbasis studi kasus memberikan mahasiswa pengalaman langsung yang mempersiapkan mereka untuk tantangan dunia kerja.
"Penyesuaian kurikulum menjadi hal yang harus dilakukan agar lulusan USU mampu kompetitif menghadapi era persaingan global. Hal ini di USU sudah mulai diterapkan, bagaimana kurikulum akan dibuat fleksibel agar mahasiswa mampu memahami aspek teoritis dan praktis," tegasnya.
Prof. Mury mengatakan, pengalaman di dunia kerja seperti magang atau program KKN dapat membantu mahasiswa mengembangkan kemampuan problem-solving yang diperlukan untuk beradaptasi dengan cepat dalam berbagai situasi industri.
Prof. Muryanto Amin juga menjelaskan terkait tema yang dipilih dalam dies natalis tahun ini yakni memperkuat ekosistem perguruan tinggi untuk meraih Indonesia emas.
"Tema ini menjadi penting untuk menggelorakan semangat kolaborasi antarseluruh unsur di bidang pendidikan tinggi, mengingat generasi muda yang sedang dibentuk melalui kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi saat ini dan pada tahun-tahun ke depan akan menjadi pemimpin masa depan Indonesia yang sering digaungkan sebagai generasi emas," tegasnya.
Rektor menjelaskan bahwa penataan ekosistem yang baik dengan menciptakan sarana dan prasarana yang menunjang akan membuat semangat belajar dan semangat meneliti sivitas akademika USU lebih produktif. Karenanya Prof. Mury di awal kepemimpinannya menaruh konsern terhadap persoalan pemerataan infrastruktur di USU untuk menciptakan ekosistem akademik yang kuat secara fundamental.
"Semangat itu saya usung sejak saya memimpin USU. Karena sangat kita sadari bersama bahwa proses pembentukan generasi muda unggul, bibit pemimpin bangsa yang penuh inovasi dan semangat kebangsaan yang tinggi membutuhkan waktu, tenaga, resiliensi dan berkesinambungan," katanya.
Kegiatan Dies Natalis ke-72 USU sendiri berlangsung khidmat dan meriah. Menghadirkan CEO Malaka Project, Ferry Irwandi dalam orasi ilmiah, mahasiswa USU diharapkan lebih dapat membuka cakrawala baru dalam memandang konsep pendidikan dan kehidupan.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024