Wisata religi merupakan salah satu program yang digagas oleh Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal (Pemkab Madina) di pemerintahan Sukahairi-Atika (SUKA). Program ini sudah berjalan mulai tahun 2022 hingga sekarang. Sejak program ini dimulai, ada puluhan pengajian kaum ibu di Mandailing Natal (Madina) yang mengikuti wisata religi itu.

Wisata religi diartikan sebagai destinasi wisata yang berhubungan dengan sejarah hingga tempat ibadah. Wisata ini memiliki banyak manfaat seperti menambah wawasan keagaamaan, budaya, dan sejarah satu tempat dan meningkatkan keimanan.

Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kabag Kesra) Setdakab Madina Bahruddin Juliadi, Senin (7/10) menyebutkan, kegiatan itu memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menggali dan menambah wawasan tentang sejarah Islam.

"Program ini dalam rangka peningkatan iman da taqwa serta menambah wawasan tentang sejarah Islam di nusantara serta menjalin ukhuwah islamiah," katanya.

Dia mengatakan program tersebut masih berjalan sampai sekarang dan terbuka untuk masyarakat dengan lebih dulu mengajukan proposal permintaan untuk mengikuti wisata religi.

"Untuk tujuan wisatanya itu biasanya ke makam Mahligai dan makam Syekh Papan Tinggi Barus, Tapanuli Tengah," ujarnya.

Pada tahun 2022, kata Bahruddin, ada tujuh kelompok pengajian ibu-ibu yang mengikuti wisata religi. Tahun 2023, ada 18 kelompok pengajian dan tahun 2024 ada 11 kelompok yang mengikuti program ini.

Pewarta: Holik

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024