Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) beserta Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Mubadala Energy dan Harbour Energy menggandeng belasan jurnalis Aceh dan Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Aceh untuk memberikan literasi media kepada masyarakat mengenai industri hulu migas.

Masyarakat perlu memahami bagaimana sebenarnya proses  industri hulu migas berlangsung hingga bisa memberikan dampak yang baik untuk perekonomian negara, juga menyejahterakan masyarakat sekitar.

“Banyak sekali tantangan industri migas saat ini, masyarakat perlu tahu dengan jelas bagaimana sebenarnya industri ini berjalan, karena prosesnya sangat kompleks bahkan membutuhkan waktu berpuluh tahun, di masyarakat sering kali terjadi kesalahfahaman mengenai informasi terkait potensi minyak dan gas bumi, sehingga diperlukan literasi media agar masyarakat bisa mengenal istilah teknis dalam industri ini,” ujar Hudi D. Suryodipuro, Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas.

Menurut Hudi, saat ini masyarakat belum memahami bagaimana proses industri hulu atau hilir migas, dan berharap kehadiran media untuk menyebarkan informasi tersebut kepada masyarakat.

“Itulah gunanya kita SKK Migas beserta KKKS mengajak media dan pemerintah Aceh untuk bersinergi bersama memberikan edukasi dan juga memperkenalkan lebih dekat soal industri hulu migas,” jelasnya.
 
Kepala Bidang Minyak dan Gas Bumi Dinas ESDM Provinsi Aceh, Dian Budi Dharma (tengah) (ANTARA /HO)

Senada dengan Hudi, Kepala Bidang Minyak dan Gas Bumi Dinas ESDM Provinsi Aceh, Dian Budi Dharma, mengatakan edukasi terkait industri hulu migas memang sangat diperlukan agar dapat dipahami oleh masyarakat.  

“Selama ini masih banyak informasi yang simpang siur sehingga membuat masyarakat kebingungan, harapannya media bisa memberikan pemberitaan yang benar dan sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan, sehingga masyarakat tak salah kaprah lagi soal istilah potensi  atau eksplorasi minyak dan gas bumi di Aceh,” ujarnya.

Contohnya saja, lanjut dia, masyarakat sering terkecoh dengan istilah ‘potensi’, kebanyakan memahami jika di wilayah yang dinilai berpotensi sudah pasti memberikan hasil sesuai dengan perkiraan potensi, padahal  masih diperlukan kegiatan lain untuk mengetahui besaran pastinya dan  masih banyak  proses serta waktu yang harus dilakukan oleh SKK Migas dan KKKS untuk bisa mendapatkan hasil.
 
Priyambodo RH perwakilan dari Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS)/Ombudsman LKBN Antara sebagai salah satu nara sumber (kiri) (ANTARA /HO)

Menanggapi hal ini, Priyambodo RH perwakilan dari Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS) yang juga sebagai salah satu nara sumber menjelaskan, masyarakat membutuhan media yang cerdas untuk menyebarkan informasi terkait industri hulu migas.

Menurutnya, pembahasan soal industri ini sangat menarik karena menjadi salah satu penyokong pertumbuhan ekonomi. 

“Kontribusi industri hulu migas itu nomor dua setelah pajak dalam dua dasawarsa terakhir, media harus bisa  memberikan informasi yang aktual dan terpercaya, karena  sekarang masyarakat semakin cerdas, dan pasti membutuhan media-media yang cerdas, yang juga  diawali oleh wartawan yang cerdas untuk menyebarkan informasi terkait istilah teknis di industri ini agar masyarakat tidak salah kaprah,” jelasnya.

Sebelumnya, SKK Migas bersama KKKS Mubadala Energy dan Harbour Energy juga telah melaksanakan kegiatan diskusi bersama media Aceh sesi pertama, yang dilaksanakan pada Maret 2024 .

“Kegiatan yang di inisiasi oleh Mubadala Energy serta Harbour Energy, dan didukung oleh SKK Migas ini sangat luar biasa, disamping memang memberikan kesan baru untuk media dan menambah wawasan terkait kegiatan hulu migas yang dilakukan oleh SKK Migas dan KKKS, tentu banyak hal menarik, namun dengan adanya literasi media membuat kami jadi semakin optimis bahwasanya investasi migas di Aceh memang harus sama-sama mendapatkan dukungan dari semua pihak baik itu pemerintah daerah maupun masyarakat, termasuk peran media, kita jaga investasi ini untuk kepentingan negara, bangsa dan masyarakat Aceh khususnya,” ujar peserta kegiatan, Masrian Mizani, jurnalis Aceh Trend.

Kegiatan ini dihadiri oleh 15 media lokal Aceh dengan sejumlah narasumber yaitu, Kepala Bidang Minyak dan Gas Bumi Dinas ESDM Provinsi Aceh Dian Budi Dharma, Priyambodo RH Ombudsman LKBN Antara yang juga merupakan Koordinator Penguju Kompetensi Wartawan Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS), Fajril Ambia Analis Senior Divisi Prospektivitas Migas dan Manajemen Data Wilayah Kerja SKK Migas, Suhendra Atmaja Media Relations SKK Migas.  

Turut hadir Yanin Kholison Kepala Departemen Formalitas dan Komunikasi SKK Migas Perwakilan Sumatra Bagian Utara (Sumbagut) yang menjelaskan peran pengawasan Kantor Perwakilan SKK Migas Sumbagut untuk koordinasi dan fasilitasi kelancaran kegiatan eksplorasi dan Eksploitasi di 5 Wilayah Provinsi Riau, Kepulauan Riau, Sumatra Utara dan Sumatra Barat dan Wilayah Kerja Offshore diatas 12 mil laut Provinsi Aceh. Dari KKKS menghadirkan Camelia Martini Media Relations and Communications Coordinator Mubadala Energy dan Andri Kristianto Community Investment Manager Harbour Energy.

Terdapat 3 sesi diskusi panel pada kegiatan ini. Sesi pertama membahas industri hulu migas di Indonesia, sesi kedua mengenai peran media dalam membangun opini publik yang positif terhadap industri hulu migas, dan sesi ketiga yang mendiskusikan tinjauan umum Mubadala Energy dan Harbour Energy di Indonesia.

Pewarta: Dina Purnama

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024