Tim Subdit Penegakan Hukum (Gakkum) Direktorat Kepolisian Perairan dan Udara (Dit Polairud) Polda Sulawesi Tenggara (Sultra) menangkap seorang nelayan diduga menggunakan bahan peledak untuk menangkap ikan di Perairan Desa Bajo Indah, Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe.
Direktur Polairud Polda Sultra Kombes Pol Faisal Napitupulu saat dihubungi di Kendari, Minggu, mengatakan bahwa pelaku nelayan berinisial AN (43) itu ditangkap atas dugaan sebagai pembuat dan pengguna bahan peledak untuk menangkap ikan, pada Kamis (5/9) lalu dan terancam hukuman penjara selama 20 tahun.
"Pelaku diamankan saat personel sedang melakukan patroli rutin," kata Faisal.
Dia menyebutkan bahwa dari penangkapan tersebut, tim menyita sejumlah barang bukti berupa dua botol kaca berisi bahan peledak, dua buah dopis, satu potong obat nyamuk bakar, satu buah jaring, dan satu buah jeriken tempat bom ikan tersebut.
"Pelaku mengaku telah merakit sendiri bahan peledak tersebut di rumahnya dan berencana menggunakannya untuk menangkap ikan di perairan Sapa Jambe, Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe, " ujarnya.
Faisal mengungkapkan bahwa dalam menjalankan aksinya, pelaku mencampurkan bahan-bahan yang mudah didapat untuk kemudian dimasukkan ke dalam botol kaca. Setelah dirakit, bahan peledak tersebut siap digunakan untuk menangkap ikan dengan cara meledakkan di dalam air.
Ia menyampaikan bahwa atas perbuatannya, pelaku dijerat dengan Pasal 1 ayat 1 Undang-undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 tentang Bahan Peledak dengan ancaman hukuman maksimal 20 tahun penjara.
"Saat ini, pelaku dan barang bukti telah diamankan di Mako Dit Polairud Polda Sultra untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut," sebut Faisal.
Faisal juga memberikan apresiasi kinerja Tim Subdit Gakkum Dit Polairud Polda Sultra yang telah berhasil mengungkap beberapa kasus terkait dengan pengeboman ikan di wilayah Provinsi Sultra.
Dia menambahkan bahwa kepolisian akan terus melakukan upaya pencegahan dan penindakan terhadap segala bentuk tindak pidana di wilayah perairan Sulawesi Tenggara.
"Kami berharap penangkapan pelaku ini dapat memberikan efek jera bagi pelaku lainnya dan dapat menjaga kelestarian ekosistem laut," tambah Faisal.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024
Direktur Polairud Polda Sultra Kombes Pol Faisal Napitupulu saat dihubungi di Kendari, Minggu, mengatakan bahwa pelaku nelayan berinisial AN (43) itu ditangkap atas dugaan sebagai pembuat dan pengguna bahan peledak untuk menangkap ikan, pada Kamis (5/9) lalu dan terancam hukuman penjara selama 20 tahun.
"Pelaku diamankan saat personel sedang melakukan patroli rutin," kata Faisal.
Dia menyebutkan bahwa dari penangkapan tersebut, tim menyita sejumlah barang bukti berupa dua botol kaca berisi bahan peledak, dua buah dopis, satu potong obat nyamuk bakar, satu buah jaring, dan satu buah jeriken tempat bom ikan tersebut.
"Pelaku mengaku telah merakit sendiri bahan peledak tersebut di rumahnya dan berencana menggunakannya untuk menangkap ikan di perairan Sapa Jambe, Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe, " ujarnya.
Faisal mengungkapkan bahwa dalam menjalankan aksinya, pelaku mencampurkan bahan-bahan yang mudah didapat untuk kemudian dimasukkan ke dalam botol kaca. Setelah dirakit, bahan peledak tersebut siap digunakan untuk menangkap ikan dengan cara meledakkan di dalam air.
Ia menyampaikan bahwa atas perbuatannya, pelaku dijerat dengan Pasal 1 ayat 1 Undang-undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 tentang Bahan Peledak dengan ancaman hukuman maksimal 20 tahun penjara.
"Saat ini, pelaku dan barang bukti telah diamankan di Mako Dit Polairud Polda Sultra untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut," sebut Faisal.
Faisal juga memberikan apresiasi kinerja Tim Subdit Gakkum Dit Polairud Polda Sultra yang telah berhasil mengungkap beberapa kasus terkait dengan pengeboman ikan di wilayah Provinsi Sultra.
Dia menambahkan bahwa kepolisian akan terus melakukan upaya pencegahan dan penindakan terhadap segala bentuk tindak pidana di wilayah perairan Sulawesi Tenggara.
"Kami berharap penangkapan pelaku ini dapat memberikan efek jera bagi pelaku lainnya dan dapat menjaga kelestarian ekosistem laut," tambah Faisal.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024