Peningkatan harga beberapa komoditas seperti kelapa sawit, gabah, ketimun menjadi faktor yang menaikkan Nilai Tukar Petani (NTP) di wilayah Sumatera Utara pada bulan Agustus 2024, meningkat 1,83 persen secara bulan ke bulan menjadi 136,68.
“NTP pada Agustus 2024 naik 1,83 persen dibandingkan bulan sebelumnya, Juli 2024 dengan nilai NTP 134,23,” ujar Kepala BPS Sumatera Utara Asim Saputra, Senin.
Asim melanjutkan, membaiknya NTP terjadi akibat peningkatan indeks harga terima petani (It) sebesar 1,76 persen yang membuat nilainya menjadi 163,02 dengan komoditas penyumbang terbesar gabah, ketimun dan kelapa sawit.
Sementara indeks harga bayar petani (Ib) juga meningkat yaitu sebesar 0,07 persen, menjadi 119,27 lantaran pengaruh indeks konsumsi rumah tangga, bibit kelapa sawit, pakan ternak (konsetrat), dan herbisida (pembasmi gula).
Kenaikan NTP Agustus 2024 ini, jelas dia, disebabkan oleh naiknya NTP tiga subsektor.
Seperti NTP subsektor Tanaman Pangan (NTPP) sebesar 1,23 persen menjadi 100,84 , NTP subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) sebesar 2,93 persen menjadi 184,00, dan NTP subsektor Peternakan (NTPT) sebesar 0,02 persen menjadi 95,03.
"Sementara itu, NTP dua subsektor lainnya mengalami penurunan, yaitu NTP subsektor Hortikultura (NTPH) sebesar 3,08 persen karena beberapa komoditasnya juga penyumbang deflasi dan NTP subsektor Perikanan (NTNP) sebesar 0,37 persen," tuturnya.
Kemudian, untuk Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP), nilainya meningkat 1,73 persen dari bulan sebelumnya sehingga jumlah pada Agustus menjadi 135,66.
Ia mengatakan, nilai tersebut terjadi akibat bertambahnyaa indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) yang nilainya 120,17 dan mengalami peningkatan 0,03 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Dari sisi subsektor, NTUP subsektor tanaman pangan naik 1,07 persen menjaaddi 101,09 dan tanaman perkebunan rakyat naik 2,86 persen menjadi 180,02 pada Agustus 2024.
Selain itu, subsektor lain menurun termasuk holtikultura -3,15 persen, peternakan -0,06 persen, perikanan -0,44 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024
“NTP pada Agustus 2024 naik 1,83 persen dibandingkan bulan sebelumnya, Juli 2024 dengan nilai NTP 134,23,” ujar Kepala BPS Sumatera Utara Asim Saputra, Senin.
Asim melanjutkan, membaiknya NTP terjadi akibat peningkatan indeks harga terima petani (It) sebesar 1,76 persen yang membuat nilainya menjadi 163,02 dengan komoditas penyumbang terbesar gabah, ketimun dan kelapa sawit.
Sementara indeks harga bayar petani (Ib) juga meningkat yaitu sebesar 0,07 persen, menjadi 119,27 lantaran pengaruh indeks konsumsi rumah tangga, bibit kelapa sawit, pakan ternak (konsetrat), dan herbisida (pembasmi gula).
Kenaikan NTP Agustus 2024 ini, jelas dia, disebabkan oleh naiknya NTP tiga subsektor.
Seperti NTP subsektor Tanaman Pangan (NTPP) sebesar 1,23 persen menjadi 100,84 , NTP subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) sebesar 2,93 persen menjadi 184,00, dan NTP subsektor Peternakan (NTPT) sebesar 0,02 persen menjadi 95,03.
"Sementara itu, NTP dua subsektor lainnya mengalami penurunan, yaitu NTP subsektor Hortikultura (NTPH) sebesar 3,08 persen karena beberapa komoditasnya juga penyumbang deflasi dan NTP subsektor Perikanan (NTNP) sebesar 0,37 persen," tuturnya.
Kemudian, untuk Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP), nilainya meningkat 1,73 persen dari bulan sebelumnya sehingga jumlah pada Agustus menjadi 135,66.
Ia mengatakan, nilai tersebut terjadi akibat bertambahnyaa indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) yang nilainya 120,17 dan mengalami peningkatan 0,03 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Dari sisi subsektor, NTUP subsektor tanaman pangan naik 1,07 persen menjaaddi 101,09 dan tanaman perkebunan rakyat naik 2,86 persen menjadi 180,02 pada Agustus 2024.
Selain itu, subsektor lain menurun termasuk holtikultura -3,15 persen, peternakan -0,06 persen, perikanan -0,44 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024