Pemerintah Provinsi Sumatera Utara menurunkan tim untuk menangani wabah demam berdarah dengue (DBD) dan malaria yang terjadi di Kabupaten Nias Selatan Sumatera Utara.

Penjabat Gubernur Sumatera Utara Agus Fatoni di Medan Kamis, mengatakan bahwa pihaknya bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah setempat terus melakukan upaya untuk mencegah penyakit malaria dan demam berdarah dengue yang sedang mewabah di daerah itu.

“Jadi, kami beserta Forkompimda juga sudah menurunkan tim, kita juga sudah mendata dan melakukan langkah-langkah," ujar Agus Fatoni.

Mantan Penjabat Gubernur Sumatera Selatan ini menjelaskan bahwa tim yang diturunkan tersebut akan melakukan pendataan untuk dilakukan tindakan dan langkah selanjutnya.

"Nanti dari hasil pantauan ini, tapi kita tetap sambil berjalan, kita juga mengirimkan tim medis kita untuk bisa pergi ke sana. Jadi kita akan tangani bersama-sama, tim sudah berangkat," katanya.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Basarin mengatakan bahwa pihaknya meningkatkan gerakan pemberantasan nyamuk di Kabupaten Nias Selatan.

"Kami melakukan koordinasi kepada Pemerintah Kabupaten Nias Selatan agar semua bergerak untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk. Kita sudah menyiapkan bahan untuk pengasapan dan bubuk larvasida," ujar Basarin.

Dia mengungkapkan, delapan orang yang meninggal pada Maret sampai Juni 2024 akibat malaria, dan yang positif malaria tercatat 705 pasien dari Januari sampai Agustus. Malaria ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles.

"Kami juga mengimbau kepada masyarakat agar dapat membasmi nyamuk aedes aegypti dengan menjaga lingkungan untuk mencegah DBD," tutur Basarin.

Sebelumnya, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB setempat Abdul Muhari mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Nias Selatan telah menetapkan status darurat kejadian bencana non-alam yang berlaku efektif sampai dengan 23 Agustus 2024.

BNPB memberikan pendampingan langsung kepada organisasi perangkat daerah (OPD) Kabupaten Nias Selatan untuk mengatasi wabah penyakit yang disebabkan oleh parasit protozoa yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti dan anopheles itu.

Menurut dia, setiap hari petugas Dinas Kesehatan dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah berupaya membersihkan lingkungan, pengasapan, dan penguatan daya tahan tubuh masyarakat yang diprioritaskan serentak di seluruh kelurahan di Nias Selatan.

Pewarta: Anggi Luthfi Panggabean

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024