Pengajar Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Yulhasni mengatakan, dalam perkembangan dunia digital sekarang, pengajar BIPA harus menguasai pembelajaran dengan metode digital. 

Hal tersebut disampaikan Yulhasni pada kegiatan Peningkatan Mutu Pengajaran BIPA Berbasis Digital bagi Pengajar dan Pegiat BIPA di Kota Langsa yang diadakan Balai Bahasa Provinsi Aceh, Selasa (11/6) di Kampus Universitas Samudrea Langsa. 

Dihadapan puluhan peserta dari berbagai kalangan tersebut, Yulhasni mengatakan perkembangan teknologi dan informasi yang begitu cepat menjadi tantangan tersendiri bagi pengajar BIPA untuk mengajarkan bahasa Indonesia kepada penutur asing. 

Karena sekarang kita berada di zaman digital, maka metode pembelajaran pun tidak bisa lagi dengan cara-cara konvensional, ujar dosen FKIP dan FISIP UMSU ini. 

Yulhasni mencontohkan bagaimana sosial media seperti Tiktok sebenarnya efektif sebagai media pembelajaran karena dewasa ini aplikasi tersebut paling digandrungi masyarakat dunia.

 Dengan aplikasi tersebut pengajar BIPA dapat membuat konten yang edukatif dan interaktif agar lebih mudah mengajarkan bahasa Indonesia ke penutur asing. 

Selain itu perlu juga berkolaborasi dengan pengguna Tiktok yang menaruh perhatian pada dunia pendidikan, dukungan visual, dukungan konten lainnya dengan tidak lupa membuat tagar,kata Yulhasni yang juga mengajar mata kuliah Komunikasi Digital di FISIP UMSU ini.

Pada kesempatan tersebut, Yulhasni juga menekankan pentingnya pengajar BIPA memasukkan muatan lokal, khususnya aspek budaya dalam pembelajaran. 

Hal ini tidak terkait pengajaran bahasa Indonesia untuk orang asing dikemas dalam sebuah program yang memadukan unsur praktik pengajaran dan praktik diplomasi. 

Sebagai pengajar BIPA sudah selayaknya kita memperkenalkan budaya Indonesia ke warga negara asing yang dikemas dalam metode pembelajaran,kata Yulhasni. 


 

Pewarta: Rilis

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024