Kepala Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Kanwil I Ridho Pamungkas menyatakan penyaluran jagung pakan impor oleh Perum Bulog Kanwil Sumatera Utara untuk peternak ayam di wilayahnya sudah tepat.
"Itu membantu peternak menekan biaya produksi karena suplai jagung tersebut sangat membantu khususnya bagi peternak mandiri," ujar Ridho di Medan, Selasa..
Sebab, menurut dia, peternak mandiri yang paling merasakan dampak kenaikan harga jagung untuk pakan.
"Ketika harga jagung untuk pakan terlampau tinggi, yang pertama dapat kolaps adalah peternak mandiri. Kalau peternak yang bermitra dengan perusahaan dan perusahaan besar masih bisa bertahan," kata dia.
Pada kalangan industri daging ayam, Ridho mengatakan harga tidak mengikuti kenaikan biaya produksi. Artinya, ketika harga pakan naik, harga daging ayam belum tentu mengikutinya lantaran bergantung pada permintaan pasar.
"Bisa saja, harga daging ayam turun saat harga jagung tinggi. Hal itulah yang disebutnya berdampak tidak baik bagi petani mandiri. Jadi memang peternak-peternak itu harus dibantu," tutur Ridho.
Dia mengatakan pemerintah melalui Perum Bulog menyalurkan jagung pakan impor ke beberapa wilayah termasuk Sumatra Utara.
Sampai Maret 2024, Perum Bulog Kanwil Sumut sudah menyalurkan lebih dari 6.000 ton jagung tersebut ke peternak ayam di wilayahnya.
Adapun alokasi jagung pakan impor untuk Perum Bulog Sumut pada tahun 2024 adalah 10.750 ton.
Berdasarkan panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga rata-rata jagung di tingkat peternak Di Sumut mencapai Rp6.690 - Rp7.100 per kilogram dalam satu pekan terakhir 2-9 April 2024.
Menurut dia, nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan harga acuan penjualan jagung di tingkat peternak yang diatur pemerintah dalam Peraturan Bapanas Nomor 5 Tahun 2022 yakni Rp5.000 per kilogram.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024