Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara (BI Sumut) IGP Wira Kusuma mengatakan, digitalisasi penting untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi syariah di wilayahnya.
"Akselerasi digital menjadi salah satu upaya penguatan ekonomi dan keuangan syariah," ujar Wira dalam pembukaan Semesta (Semarak Ekonomi Syariah dan Keuangan Digital) Fest 2024 di Asrama Haji, Medan, Kamis.
Sebagai langkah memperluas digitalisasi itu, dia melanjutkan, BI Sumut menyelenggarakan Semesta Fest 2024.
Kegiatan tersebut merupakan rangkaian acara menuju Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Regional Sumatera, Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) dan Festival Ekonomi dan Keuangan Digital (FEKDI).
"Sebagai Bank sentral, Bank Indonesia terus berupaya memberikan kontribusi untuk perkembangan ekonomi syariah," kata Wira.
Menurut dia, sebagai negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia merupakan "raksasa tidur" yang berpeluang besar menjadi pemain utama di sektor ekonomi dan keuangan syariah.
Wira melanjutkan, BI memfokuskan pengembangan ekonomi syariah ke tiga pilar dengan pendekatan ekosistem yakni penguatan ekosistem produk halal, penguatan keuangan syariah, dan penguatan penerapan gaya hidup (lifestyle) halal.
Dia lalu mengingat bahwa, tahun 2023, Indonesia berada di peringkat ketiga pada the Global Islamic Economy Indicator (GIEI) dalam State of the Global Islamic Economy (SGIE) Report 2023 yang dirilis oleh DinarStandard di Dubai, Uni Emirat Arab, di bawah Malaysia dan Arab Saudi.
Wira menegaskan bahwa catatan itu menjadi peningkatan karena pada tahun 2022 Indonesia bertengkar di peringkat keempat.
"Ekonomi syariah akan jadi salah satu pilar perekonomian Indonesia," tutur dia.
Di Sumut, tren ekonomi dan keuangan syariah terus berkembang positif. Berdasarkan catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumatera Utara, kinerja perbankan syariah di wilayahnya terus meningkat. Pada Oktober 2023, misalnya, aset perbankan syariah tumbuh sebesar 12,54 persen pada Oktober 2023 secara year on year.
Aset perbankan syariah di Sumut pada Oktober 2023 mencapai Rp22,83 triliun, atau sekitar 6,70 persen dari aset keseluruhan bank umum di provinsi tersebut pada bulan yang sama yakni Rp333,06 triliun.
Bukan cuma aset, dana pihak ketiga (DPK) perbankan syariah di Sumut juga naik pada Oktober 2023 yaitu bertumbuh 13,59 persen secara "year on year" dengan nilai Rp21,12 triliun.
Adapun pembiayaan syariah mencapai Rp16,60 triliun, atau meningkat 11,59 persen dibandingkan dengan Oktober 2022.
Peningkatan antusiasme produk keuangan syariah juga tampak dari pemanfaatan KUR Syariah dari PT Pegadaian.
Pada tahun 2023, omzet KUR Syariah PT Pegadaian Kanwil I mencapai Rp278 miliar atau naik sekitar 300 persen dibandingkan tahun sebelumnya yakni Rp66 miliar.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BI Sumut: Digitalisasi penting untuk pertumbuhan ekonomi syariah
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024