Otoritas Bandara Wilayah II Medan menyebut tiga pesawat tujuan Jeddah, Arab Saudi, mengalihkan pendaratan ke Bandar Udara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara.
"Sebetulnya ada tiga pesawat yang mengalihkan pendaratan ke Kualanamu awal pekan ini, tapi yang ada penumpangnya cuma satu pesawat," ucap Kepala Kantor Otoritas Bandara Wilayah II Medan, Sokhib Al Rokhman, di Medan, Ahad.
Ketiga pesawat itu, lanjut dia, masing-masing adalah jenis Airbus A330 yang merupakan pesawat komersial bermesin ganda dengan kapasitas besar dan berbadan lebar milik maskapai Lion Air.
Dua pesawat di antaranya hendak menjemput jamaah usai melaksanakan ibadah umrah di Jeddah, sementara satu lainnya membawa ratusan jamaah umrah dari Surabaya tujuan Jeddah.
"Mereka mendarat di Bandara Internasional Kualanamu pada Senin (11/3) malam sekitar pukul 21.00 WIB, saya lupa tepatnya. Tapi terbang kembali pukul 23.27 WIB," jelas Sokhib.
Dia mengatakan ketiga pesawat itu sempat mengisi avtur di Kualanamu, karena bahan bakar berkurang akibat melakukan holding atau terbang mengelilingi wilayah udara Kota Medan.
"Ya, dilakukan Lion Air sesuai prosedur. Yang viral terbang memutar lama di atas Medan, karena bahan bakarnya dirancang penuh dari Juanda menuju ke Jeddah," tegasnya.
Ia menjelaskan, untuk mendaratkan pesawat ada berat maksimum pendaratan di suatu bandara sehingga jumlah avturnya harus dikurangi.
"Karena masih di atas berat maksimum, maka pesawat melakukan pengurangan bahan bakar dengan cara holding, sehingga berat maksimum tercapai," tutur dia.
Ia juga menjelaskan jika suatu pesawat mendarat melebihi berat maksimum, maka akan berdampak terganggunya keselamatan suatu penerbangan.
"Yang biasa disebut namanya 'hard landing', bisa mungkin rodanya patah dan lain-lain. Maka caranya adalah holding itu," kata Sokhib.
Corporate Communications Strategic of Lion Air Danang Mandala Prihantoro menyebut pesawat Lion Air JT-106 yang membawa jamaah umrah dari Surabaya tujuan Jeddah mengalihkan pendaratan ke Bandara Internasional Kualanamu.
"Hal ini dilakukan karena perubahan waktu pemberitahuan resmi dari otoritas di Sri Lanka yang menyatakan penutupan sementara wilayah udaranya," katanya.
Pihaknya menjelaskan pengalihan pendaratan ke bandara alternatif ini merupakan prosedur standar operasional penerbangan guna memastikan keamanan dan keselamatan penerbangan.
"Jadi pengalihan pendaratan ke Bandara Internasional Kualanamu ini bukan disebabkan oleh masalah teknis pesawat," tegas Danang.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024