Pemerintah Provinsi Aceh menyatakan, perusahaan energi internasional asal Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Mubadala Energy di wilayah kerja (WK) South Andaman,  perairan Andaman, harus didukung.

"Kita perlu mendukung kegiatan eksplorasinya. Kalau berhasil, itu akan menumbuhkan sektor ekonomi Aceh," ujar Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Aceh, Ir. Mahdinur, MM dalam kegiatan "Sinergi Bersama Media Aceh: Mengenal Lebih Dekat Industri Hulu Migas dan Peran Media Lokal dalam Pemahaman Publik di Daerah" di Medan, Jumat.

Menurut Mahdinur, masuknya perusahaan seperti Mubadala Energy dan mitra kerjanya, Harbour Energy untuk mengeksplorasi Blok South Andaman menjadi sinyal bagus untuk masuknya investasi ke Aceh.

Investasi perusahaan energi internasional di industri hulu migas, dia melanjutkan, menjadi hal penting untuk memastikan keberlanjutan pertumbuhan sektor ekonomi Aceh di masa depan.

"Ini harus dipahami masyarakat. Pengelolaan sumber daya alam (SDA) membutuhkan investasi karena SDA itu tidak bisa ditemukan begitu saja," kata Mahdinur.

Dia melanjutkan, proses eksplorasi membutuhkan banyak dana dan itu seluruhnya ditanggung oleh perusahaan yang bergerak di bidang hulu migas.

Terkait Blok South Andaman, Mahdinur menyebut pihak Mubadala Energy dan Harbour Energy sudah menginvestasikan jutaan dolar AS mulai dari kajian hingga eksekusi kegiatan eksplorasi. 

"Masyarakat Aceh mesti bersyukur Tuhan memberikan potensi minyak dan gas di sini. Kalau eksplorasi Mubadala Energy dan Harbour Energy berhasil, maka akan ada hasil yang dibagi ke daerah sesuai undang-undang. Intinya, SDA harus dikelola secara berkeadilan dan berkelanjutan," tutur Mahdinur.

Sementara, Specialist Business Process Improvement, Risk Management and Audit Mubadala Energy Zeena Rimba menyatakan, perusahan menginvestasikan ratusan juta dolar AS untuk mengeksplorasi Blok South Andaman.

Di wilayah tersebut, tepatnya di Layaran-1, Blok South Andaman yang berada sekitar 100 kilometer dari pantai Sumatera bagian utara, Mubadala Energy menemukan potensi gas lebih dari enam triliun kaki kubik (tcf) _gas-in-place_.

Penemuan yang diumumkan pada akhir tahun 2023 itu oleh SKK Migas dan Mubadala Energy, diperkirakan dapat melebihi potensi gas di sumur Geng North 1, cekungan Kutai, dan masuk ke dalam penemuan cadangan migas tiga besar dunia.

Sumur Layaran-1 merupakan sumur ekaplorasi laut dalam pertama yang dioperasikan dan dibor hingga kedalaman 4,208 meter pada kedalaman air laut 1.207 meter.

"Di Indonesia, kami mengoperasikan tiga blok yaitu Sebuku yang telah berproduksi di Selat Makassar dan sudah memasuki tahap _end of life_, sedangkan yang masih dalam tahap eksplorasi yaitu Blok Andaman I dan South Andaman. Perusahaan juga memiliki 30% _participating interest_ di Blok Andaman II yang dioperatori oleh Harbour Energy. Dalam masa produksi lapangan gas Ruby, Blok Sebuku, perusahaan telah mencatatkan 10 juta jam kerja aman tanpa Loss Time Injury (LTI) (kehilangan waktu akibat kecelakaan-red) sejak Agustus 2013" ujar Zeena. 

Hal ini merupakan suatu prestasi yang patut dibanggakan oleh perusahaan.

Pewarta: Michael Siahaan

Editor : Azhari


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024