Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Sumut memberikan apresiasi ke Pemkot Pematangsiantar atas komitmen pengentasan kemiskinan dan penanganan stunting.
Apresiasi disampaikan Kepala Perwakilan BPKP Sumut Farid Firman kepada Wali Kota Pematangsiantar dr Susanti Dewayani SpA pada kegiatan Entry Meeting di Lantai II kantor wali kota, Selasa (27/2).
Entry Meeting ini terkait evaluasi program dan kegiatan pengentasan kemiskinan serta penanganan stunting.
Dalam evaluasi tersebut, BPKP ingin membantu dan memastikan daerah bisa mengoptimalkan keterbatasan dana untuk lebih fokus dan prioritas dalam hal penanganan stunting dan pengentasan kemiskinan.
Firman mengaku optimistis melihat komitmen dr Susanti untuk terus menurunkan angka stunting di Kota Pematangsiantar.
Sebelumnya, dr Susanti menyampaikan kemiskinan dan stunting telah menjadi fokus program pemerintah pusat dan juga Kota Pematangsiantar.
Kota Pematangsiantar, katanya, telah ditetapkan sebagai lokasi fokus stunting (kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis).
Di awal tahun 2023, ada 284 balita mengalami stunting, setelah pelaksanaan program akhir tahun 2023, berkurang 68 balita, sehingga saat ini tinggal 216 balita yang mengalami stunting.
Kehadiran BPKP diharapkan bisa menurunkan angka stunting.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024
Apresiasi disampaikan Kepala Perwakilan BPKP Sumut Farid Firman kepada Wali Kota Pematangsiantar dr Susanti Dewayani SpA pada kegiatan Entry Meeting di Lantai II kantor wali kota, Selasa (27/2).
Entry Meeting ini terkait evaluasi program dan kegiatan pengentasan kemiskinan serta penanganan stunting.
Dalam evaluasi tersebut, BPKP ingin membantu dan memastikan daerah bisa mengoptimalkan keterbatasan dana untuk lebih fokus dan prioritas dalam hal penanganan stunting dan pengentasan kemiskinan.
Firman mengaku optimistis melihat komitmen dr Susanti untuk terus menurunkan angka stunting di Kota Pematangsiantar.
Sebelumnya, dr Susanti menyampaikan kemiskinan dan stunting telah menjadi fokus program pemerintah pusat dan juga Kota Pematangsiantar.
Kota Pematangsiantar, katanya, telah ditetapkan sebagai lokasi fokus stunting (kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis).
Di awal tahun 2023, ada 284 balita mengalami stunting, setelah pelaksanaan program akhir tahun 2023, berkurang 68 balita, sehingga saat ini tinggal 216 balita yang mengalami stunting.
Kehadiran BPKP diharapkan bisa menurunkan angka stunting.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2024