Setelah sarapan, Widya dan teman-temannya bergegas. Cuaca di Rumah Sakit Jiwa Prof Ildrem, Medan, Sumatera Utara, pagi itu, sangat mendukung mereka untuk membuat kerajinan.
Semangat mereka pun bertambah kala itu, usai tampil menari dan ikut pameran kerajinan tangan pada acara Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU) di Medan.
Widya merupakan satu diantara ratusan pasien Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ) yang ikut program rehabilitas sosial di rumah sakit tersebut.
Di rumah sakit itu, Widya dan teman-temannya dilatih untuk kreatif dengan cara membuat kerajinan tangan. Bertujuan agar para pasien ODGJ mandiri setelah pulang dari rumah sakit.
Menurut Kepala instalasi Rehabilitasi Psikososial Rumah Sakit Jiwa Dr Rita Hartuti, pasien ODGJ membuat kerajinan tangan satu kali dalam sepekan, sisa harinya dihabiskan aktivitas lainnya seperti bertani, olahraga, belajar dan kegiatan keagamaan.
"Hasil dari kerajinan tangan pasien tersebut dijual dari harga Rp5 ribu sampai Rp25 ribu. Dan Kebanyakan yang membeli pegawai rumah sakit, kadang kalau ada acara ikut pameran juga," kata Rita Hartuti.
Kemudian dari hasil kerajinan yang dibuat para pasien ODGJ, uang nya dipergunakan untuk membeli kebutuhan kerajinan lagi dan sisanya jajan pasien.
"Dalam satu karya, pasien bisa menghabiskan waktu satu hari, tergantung yang dikerjakan, ada yang membuat sandal, bros, bando, kalung, cincin dan pot bunga," ucap Rita.
Untuk bahannya sendiri, kata Rita, memanfaatkan barang bekas seperti kardus, karung dan sisanya benang, manik-manik, mutiara dibeli sebagai pelengkap.
Selain itu, Rita mengatakan, melatih para pasien ODGJ untuk membuat kerajinan tangan tidak semudah yang dibayangkan, mesti memiliki hati yang tenang sekaligus petugas yang sabar.
"Selain itu, semua pasien juga tidak bisa kita paksakan untuk membuat kerajinan tangan sebab setiap pasien memiliki keinginan hati dan minat yang berbeda," kata Rita.
Lebih lanjut, kata Rita kebanyakan pasien yang dilatih untuk membuat kerajinan tangan diambil dari 15 sampai 30 hari masa opname.
"Karena masa ini kronis, jadi perlu waktu untuk melatih pasien tersebut salah satu caranya dibuatkan berbagai kegiatan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023
Semangat mereka pun bertambah kala itu, usai tampil menari dan ikut pameran kerajinan tangan pada acara Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU) di Medan.
Widya merupakan satu diantara ratusan pasien Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ) yang ikut program rehabilitas sosial di rumah sakit tersebut.
Di rumah sakit itu, Widya dan teman-temannya dilatih untuk kreatif dengan cara membuat kerajinan tangan. Bertujuan agar para pasien ODGJ mandiri setelah pulang dari rumah sakit.
Menurut Kepala instalasi Rehabilitasi Psikososial Rumah Sakit Jiwa Dr Rita Hartuti, pasien ODGJ membuat kerajinan tangan satu kali dalam sepekan, sisa harinya dihabiskan aktivitas lainnya seperti bertani, olahraga, belajar dan kegiatan keagamaan.
"Hasil dari kerajinan tangan pasien tersebut dijual dari harga Rp5 ribu sampai Rp25 ribu. Dan Kebanyakan yang membeli pegawai rumah sakit, kadang kalau ada acara ikut pameran juga," kata Rita Hartuti.
Kemudian dari hasil kerajinan yang dibuat para pasien ODGJ, uang nya dipergunakan untuk membeli kebutuhan kerajinan lagi dan sisanya jajan pasien.
"Dalam satu karya, pasien bisa menghabiskan waktu satu hari, tergantung yang dikerjakan, ada yang membuat sandal, bros, bando, kalung, cincin dan pot bunga," ucap Rita.
Untuk bahannya sendiri, kata Rita, memanfaatkan barang bekas seperti kardus, karung dan sisanya benang, manik-manik, mutiara dibeli sebagai pelengkap.
Selain itu, Rita mengatakan, melatih para pasien ODGJ untuk membuat kerajinan tangan tidak semudah yang dibayangkan, mesti memiliki hati yang tenang sekaligus petugas yang sabar.
"Selain itu, semua pasien juga tidak bisa kita paksakan untuk membuat kerajinan tangan sebab setiap pasien memiliki keinginan hati dan minat yang berbeda," kata Rita.
Lebih lanjut, kata Rita kebanyakan pasien yang dilatih untuk membuat kerajinan tangan diambil dari 15 sampai 30 hari masa opname.
"Karena masa ini kronis, jadi perlu waktu untuk melatih pasien tersebut salah satu caranya dibuatkan berbagai kegiatan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023