Lions Club Medan Seruni dan Torang Sitorus menggelar Charity Night, "Batak For The World", untuk memperkenalkan ulos sekaligus mendukung aksi sosial pengumpulan dana untuk penyediaan air bersih masyarakat di Desa Gaol Simbolon, Palipi, Samosir, Sumut. 

"Penyediaan air bersih di Desa Gaol Simbolon, Palipi, Samosir guna menurunkan atau menekan jumlah anak penderita stunting. Charity Night diharapkan bisa semakin mendapatkan dukungan dari banyak pihak untuk pengadaan air bersih di Samosir sekaligus mengingatkan dan mengenalkan lebih luas Ulos," ujar Presiden Lions Club Medan Seruni, Angelina Anastasia Hutagaol di Medan, Jumat (3/11) malam. 

Acara Charity Night, Batak For The World itu berlangsung meriah dan dihadiri berbagai kalangan. 

Dia menjelaskan, LCM Seruni memilih Desa Gaol Simbolon, Palipi, Samosir sebagai tempat pengabdiannya dengan tujuan mulia menurunkan jumlah anak penderita stunting. 

Pengadaan air bersih itu membutuhkan dana Rp220 juta. LCM Seruni mengalokasikan sebanyak Rp150 juta dan para sponsor serta donatur juga sudah ikut berkontribusi memenuhi kebutuhan dana itu..

"Anak-anak stunting memang perlu menjadi atensi. Saya mengusulkan menjadi proyek pengabdian club untuk mencapai Indonesia Emas tahun 2045," katanya. 

Dia berterima kasih kepada para donator dan sponsor
seperti Bank Sumut, Bank Mandiri, Bank BRI, Torang Sitorus, Fellow Lions, pihak Glass House & Palm Beach, artis pendukung dari Jakarta dan UNIMED. 

Angelina Anastasia Hutagaol menegaskan terima kasih kepada Torang Sitorus yang bersedia berkolaborasi untuk menggelar malam amal itu. 

Angelina menuturkan, di Desa Sigaol Simbolon sangat kekurangan air bersih sehingga Lions Club akan membangun pompa air bersih. 

"Pompa air yang akan dibangun adalah solar panel, jadi mereka tidak perlu membayar listrik untuk mendapat air bersih," katanya yang didampingi Emma Napitupulu. 

Dia menyebutkan, langkah membangun pompa air itu untuk 35 kepala keluarga dan merupakan pilot project. Rencananya akan dibangun untuk kapasitas 100 kepala keluarga. 

Rencananya, pengadaan air bukan cuma untuk kebutuhan rumah tangga tetapi untuk keperluan pertanian juga. 
Angel berharap program itu akan mendorong pihak-pihak lain untuk membangun pompa air bersih di kawasan lain di Samosir sehingga angka stunting bisa dikurangi. 

Saat ini, katanya, angka stunting di Samosir cukup tinggi mencapai 14 persen.

"Jadi tujuannya, kami ingin membantu mengurangi stunting di Samosir. Daerah ini sangat dekat dengan sumber air, tapi air tidak difilter dengan baik jadi airnya tidak bersih," katanya. 

Padahal air bersih sangat penting sebagai sumber kehidupan, selain gizi yang baik. 

Sebelumnya Lions Club juga sudah menggelar baksos di sana untuk memberikan bantuan makanan tambahan. Namun makanan sifatnya jangka pendek saja. 

"Kita mau yang lebih jangka panjang yaitu penyediaan sumber air bersih," ujarnya.

Torang Sitorus yang desainer ternama Indonesia menyebutkan, Charity Night, Batak For The World digelar untuk semakin mempopulerkan ulos. Bukan hanya populer di dalam negeri, tetapi di dunia. 

"Lima tahun terakhir ulos semakin dikenal bahkan mengalahkan tenunan daerah lain khususnya untuk wilayah Jakarta," katanya. 

Targetnya, ulos Batak semakin dikenal di dunia. 

Dia mengaku pada acara itu dipamerkan 20 kain ulos dan ditambah tenunan Melayu. 

Torang Sitorus juga mengakui, acara itu juga untuk membantu penyediaan air bersih di kawasan Danau Toba seperti di Desa Sigaol Simbolon.

Dia mengatakan, di balik keindahan Danau Toba ada masalah ketersediaan air bersih sehingga dia dan berbagai pihak tergerak untuk membantu memberikan pengadaan air bersih di Desa Sigaol Simbolon.
‌"Walau pun dekat dengan Danau Toba tapi ternyata ada masalah kesulitan air. Selain membangun pompa air, tahun 2024 kita juga akan bangun rumah tenun di sana," katanya.

Promotor Night Charity, Henny Pandiangan, mengatakan, dirinya sangat senang dengan kegiatan itu yang mendapat dukungan banyak pihak khususnya dari Lions Club yang dalam hal ini diwakili Lions Club Seruni. 

"Ada banyak orang yang berhasil dan bahkan sudah mendunia seperti Bang Torang dengan kainnya, Bang Rio sejak lulus SMA sudah keliling dunia, makanya di sini kita berkolaborasi," katanya. 

Apa yang dilakukan semua pihak dalam kolaborasi Night Charity bertujuan baik untuk masyarakat dan juga untuk kemajuan Tanah Batak. 

Night Charity dimeriahkan dengan penampilan fashion show, pertunjukan seni Batak serta penampilan artis Maria Callista dan musisi Batak Rio Silaen. 

Musisi Batak Rio Silaen menuturkan, sebenarnya masyarakat internasional sudah mengenal kebudayaan Batak seperti lagunya. Namun, mereka belum tahu persis dari mana asal sebenarnya budaya tersebut.

Seperti saat tampil membawakan lagu Batak di Sydney, para penonton mengira lagu tersebut merupakan lagu Mandarin.

"Jadi orang kenal lagu Batak, tapi tidak tahu asalnya dari Batak. Jadi saya datang ke sini (Medan) berkolaborasi dengan berbagai artis untuk memperkenalkan lagu Batak," katanya. 

Langkah itu juga sudah dilakukannya ke berbagai negara. "Di Sydney yang awalnya tampil hanya sekali, menjadi tampil tiga kali," ujar Rio.

Ada pun Maria Callista yang tampil menyanyikan lagu O Tano Batak juga menyita perhatian para undangan. 

Lagu yang merupakan ciptaan S. Dis Sitompul pada 1990 merupakan lagu tentang curahan hati seseorang yang sangat rindu terhadap kampung halamannya "Batak".

Kerinduan tersebut sangat kental sehingga seolah-olah menjadi darah dagingnya.

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023