Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil Sumut Arif Mandu yakin harga beras di daerahnya akan kembali normal setidak-tidaknya mulai awal tahun 2024.

"Kalau pada November 2023 El Nino di Pulau Jawa dan Sulawesi Selatan mereda dan di sana hujan, penanaman padi bisa dilakukan pada November-Desember 2023. Misalnya demikian, panennya bisa Maret-April 2023. Saya kira ketika itu harga beras bisa ditekan," ujar Arif kepada ANTARA di Medan, Rabu.

Dia melanjutkan, faktor lain yang dapat menurunkan harga beras adalah kebijakan pemerintah untuk terus menggalakkan penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) serta bantuan pangan beras periode September-November 2023.

Sementara di Sumut, Arif menambahkan, panen beras juga terus ada, begitu pula di Aceh.

"Biasanya beras Aceh banyak yang digerakkan ke Sumut," tutur Arif.
 


 

Meski demikian, Arif memprediksi penurunan harga beras belum terlalu terasa kalau El Nino belum berakhir.

Yang dilakukan pemerintah saat ini, yaitu menggelontorkan beras SPHP dan bantuan pangan, disebut Arif ditujukan supaya harga beras tidak melonjak tinggi.

Hasilnya memang cukup terlihat. Harga rata-rata beras medium di Sumut mulai 11-18 Oktober 2023 tidak beranjak dari kisaran Rp13.520-Rp13.540 per kilogram, berdasarkan data Badan Pangan Nasional.

Meski demikian nilai itu masih di atas harga eceran tertinggi (HET) yakni Rp11.500 per kilogram.

Adapun harga beras premium berada di antara Rp14.550-Rp14.640 per kilogram, juga di atas HET Rp14.400 per kilogram.

"Distribusi beras SPHP dan bantuan pangan dapat menahan harga beras," kata Arif.

Pewarta: Michael Siahaan

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023