Beberapa pria tampak ceria bercerita di sekitar areal tanaman sayur-sayuran di salah satu kawasan Desa Pasar VI Kwala Mencirim, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.
Salah satu pria paruh baya, Supriyanto (54), terlihat tampak lebih banyak bicara saat rombongan wartawan dibawa manajemen AQUA untuk melihat demplot areal tanaman sayur-sayuran itu akhir September 2023 lalu.
Pria yang masih terlihat energik itu dipercaya menjadi Ketua Kelompok Tani Sehat dan hamparan sayur-sayuran itu adalah demplot yang disiapkan pabrik AQUA Langkat bersama Kelompok Tani Sehat dan mitra pelaksana program AQUA yakni Sources of Indonesia (SOI).
Kelompok Tani Sehat itu sendiri terbentuk sejalan dengan pengenalan program pertanian ramah lingkungan untuk masyarakat Desa Pasar VI Kwala mencirim, Sei Bingai, Kabupaten Langkat yang dilakukan pabrik AQUA Langkat bekerja sama dengan SOI pada 2019.
Menurut Supriyanto, lahan demplot seluas 3.200 meter persegi di tepi Jalan Raya Binjai - Namu Ukur itu, dijadikan tempat mereka berkumpul, berdiskusi, dan belajar bersama tentang bagaimana menjalankan sistem pertanian ramah lingkungan.
"Kami berkumpul di sini dua kali seminggu untuk belajar bersama bagaimana membuat pupuk organik dan mengelola tanaman secara organik pula," ujar Supriyanto penuh semangat.
Pengetahuan itu juga diterapkan di lahan petani masing-masing.
AQUA Kikis Keraguan Bertani
Supriyanto menuturkan, awalnya dia dan anggota Kelompok Tani Sehat itu kurang yakin bahwa program yang dijalankan AQUA tersebut benar-benar bermanfaat bagi mereka.
Kekurangyakinan itu mengacu pada selama ini hasil pertanian mereka selalu kurang menguntungkan.
Biaya produksi yang besar akibat mahalnya harga pupuk kimia non subsidi, tidak seimbang dengan pendapatan hasil panen.
"Fakta hasil pertanian yang kerap kurang menguntungkan itu yang selama ini membuat masyarakat kurang tertarik menekuni usaha pertanian," katanya.
Tapi keraguan itu akhirnya pelan-pelan terkikis.
Kesabaran, bimbingan dan dukungan kuat dari tim SOI yang dipercaya AQUA dan tim AQUA Langkat untuk Kelompok Tani Sehat dalam menjalankan Program Pertanian Ramah Lingkungan itu membuahkan hasil positif.
Hasil panen di demplot dan kebun petani masing-masing menjadi lebih banyak dan berkualitas.
Penggunaan pupuk organik akhirnya membuat lahan kembali subur setelah jenuh akibat pemakaian pupuk kimia yang berlebihan dan terus menerus selama ini.
"Hasil panen jadi lebih banyak dengan mutu yang lebih bagus sehingga pendapatan lebih besar dan sebaiknya biaya produksi bisa ditekan karena pengeluaran untuk pembelian pupuk kimia berkurang. Petani menikmati untung," katanya.
Petani kelompok itu bahkan akhirnya bisa membuat pupuk cair organik dari kotoran ternak
Belajar terus dan diikuti dengan praktik termasuk di lahan masing - masing, akhirnya membuat para petani anggota kelompok merasakan dan melihat hasil yang positif.
"Hidup terasa lebih bahagia karena pendapatan memadai. Kami sangat berterima kasih dengan AQUA," katanya.
Dengan sudah bisa membuat pupuk organik, misalnya, kata Supriyanto, petani tidak lagi diselimuti kekhawatiran terlambat mendapatkan pupuk kimia bersubsidi dari pemerintah.
Atau harus memikirkan biaya yang harus disiapkan untuk membeli pupuk non subsidi yang harganya terus naik seperti selama ini.
"Sekarang kami tidak ragu lagi untuk bertani, karena melalui pertanian ramah lingkungan, kami selalu mendapatkan keuntungan finansial," katanya.
Keuntungan, ujar Supriyanto, diperoleh dari berkurangnya biaya pengeluaran untuk membeli pupuk kimia.
Sebaliknya, hasil panen lebih bagus dengan harga jual yang lebih menguntungkan.
"Otomatis pendapatan kami petani lebih besar. Hidup jadinya lebih tenang dan bahagia," tegasnya yang juga dibenarkan petani lain anggota Kelompok Tani Sehat.
Apalagi, dengan penggunaan pupuk organik, ujar mantan kepala desa itu, petani anggota kelompok merasa ikut membantu menjaga dan memperbaiki kerusakan lahan akibat penggunaan pupuk kimia selama ini.
AQUA Peduli Lingkungan dan Masyarakat
Stakeholder Relations Manager Pabrik AQUA Langkat, Jimmi Simorangkir mengatakan, kegiatan pertanian ramah lingkungan itu memang bertujuan membantu masyarakat di sekitar pabrik AQUA Langkat, yakni di Desa Pasar VI Kwala Mencirim dan Desa Namu Ukur Utara, agar dapat meningkatkan perekonomian mereka.
Peningkatan perekonomian itu melalui kenaikan hasil pertanian yang dikelola secara ramah lingkungan.
Selain bisa meningkatkan produksi, hasil pertanian dari Kwala Mencirim juga menjadi lebih sehat.
"Jadi selain menyebarluaskan hasil panen yang sehat di tengah masyarakat juga untuk menyehatkan keluarga petani sendiri karena mengkonsumsi hasil panen yang sehat," ujar Jimmy Simorangkir.
Hasil demplot dan kebun petani berupa pare, kacang panjang, cabai, tomat, kangkung, sawi, gambas yang cukup bagus sudah membuktikan bahwa program AQUA sudah berhasil.
Namun keberhasilan itu tidak membuat AQUA langsung puas.
Melihat semangat petani Kelompok Tani Sehat dan komitmen perusahaan mendukung ekonomi berkelanjutan, maka manajemen AQUA terus melakukan pembinaan.
Bahkan, saat ini AQUA Langkat yang beroperasi sejak Agustus 2015 juga membina kelompok pertanian organik di desa lain seperti di Desa Purwobinangun.
Jimmi Simorangkir mengatakan, untuk pupuk cair organik yang dihasilkan kelompok tani itu juga sedang diupayakan mendapat hak paten.
Pupuk itu sedang dibawa ke laboratorium untuk memastikan apakah komposisi kandungannya seperti kadar NPK-nya sudah pas atau belum.
"Kalau sudah memiliki hak paten, tentunya kelompok tani itu bisa semakin mendapat keuntungan karena produksinya bisa dijual," ujarnya.
Direktur Eksekutif Sources of Indonesia Renta Morina E Nababan, mengatakan, sesuai keinginan AQUA agar petani benar-benar sejahtera, mereka juga melakukan pembinaan kepada kelompok ibu rumah tangga.
"Kalau para bapak diajarkan bisa menghasilkan pendapatan dari hasil kebunnya, maka ibu-ibu diajarkan bagaimana juga ikut menambah penghasilan dari pekarangan rumah," ujarnya.
Minimal, ujar Renta Morina E Nababan yang akrab dipanggil Iren itu, ibu-ibu bisa menghasilkan sayur-sayuran untuk kebutuhan sehari-hari.
"Dengan pekarangan rumah yang menghasilkan sayur mayur organik, minimal masing - masing rumah tangga bisa menekan biaya belanja setiap hari dan juga menambah kesehatan seluruh keluarga karena mengkonsumsi makanan sehat," ujar Iren.
Bahkan, para ibu bisa mendapatkan pemasukan dari hasil penjualan sayur-sayuran produksi pekarangan rumah.
Ekonomi Berkelanjutan
External Relations Danone-AQUA Wilayah Sumatera, Wirnos, menegaskan, kedua program tersebut menunjukkan komitmen AQUA Langkat dalam menjalankan bisnisnya.
Komitmen itu yakni menjalankan berbagai kegiatan yang membawa dampak positif untuk lingkungan sekitar, dan sekaligus ikut meningkatkan kesejahteraan masyarakat di tengah wujud nyata menghasilkan air minum dalam kemasan yang berkualitas tinggi yang bermanfaat untuk kesehatan.
Corporate Communications Manager Danone-AQUA Michael Liemena menyebutkan, AQUA memang berkomitmen menjalankan ekonomi berkelanjutan.
Komitmen itu dijalankan dimana AQUA beroperasi dan di sekitarnya.
"Dengan peduli pada lingkungan dan masyarakat di sekitar AQUA beroperasi, maka perusahaan diyakini bertumbuh kembang secara baik dan berkelanjutan," ujar Michael Liemena.
Kegiatan perekonomian yang difokuskan pada kesejahteraan bersama atau yang menguntungkan bagi produsen (perusahaan), karyawan, konsumen, masyarakat dan menjaga lingkungan menjadi komitmen AQUA.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023
Salah satu pria paruh baya, Supriyanto (54), terlihat tampak lebih banyak bicara saat rombongan wartawan dibawa manajemen AQUA untuk melihat demplot areal tanaman sayur-sayuran itu akhir September 2023 lalu.
Pria yang masih terlihat energik itu dipercaya menjadi Ketua Kelompok Tani Sehat dan hamparan sayur-sayuran itu adalah demplot yang disiapkan pabrik AQUA Langkat bersama Kelompok Tani Sehat dan mitra pelaksana program AQUA yakni Sources of Indonesia (SOI).
Kelompok Tani Sehat itu sendiri terbentuk sejalan dengan pengenalan program pertanian ramah lingkungan untuk masyarakat Desa Pasar VI Kwala mencirim, Sei Bingai, Kabupaten Langkat yang dilakukan pabrik AQUA Langkat bekerja sama dengan SOI pada 2019.
Menurut Supriyanto, lahan demplot seluas 3.200 meter persegi di tepi Jalan Raya Binjai - Namu Ukur itu, dijadikan tempat mereka berkumpul, berdiskusi, dan belajar bersama tentang bagaimana menjalankan sistem pertanian ramah lingkungan.
"Kami berkumpul di sini dua kali seminggu untuk belajar bersama bagaimana membuat pupuk organik dan mengelola tanaman secara organik pula," ujar Supriyanto penuh semangat.
Pengetahuan itu juga diterapkan di lahan petani masing-masing.
AQUA Kikis Keraguan Bertani
Supriyanto menuturkan, awalnya dia dan anggota Kelompok Tani Sehat itu kurang yakin bahwa program yang dijalankan AQUA tersebut benar-benar bermanfaat bagi mereka.
Kekurangyakinan itu mengacu pada selama ini hasil pertanian mereka selalu kurang menguntungkan.
Biaya produksi yang besar akibat mahalnya harga pupuk kimia non subsidi, tidak seimbang dengan pendapatan hasil panen.
"Fakta hasil pertanian yang kerap kurang menguntungkan itu yang selama ini membuat masyarakat kurang tertarik menekuni usaha pertanian," katanya.
Tapi keraguan itu akhirnya pelan-pelan terkikis.
Kesabaran, bimbingan dan dukungan kuat dari tim SOI yang dipercaya AQUA dan tim AQUA Langkat untuk Kelompok Tani Sehat dalam menjalankan Program Pertanian Ramah Lingkungan itu membuahkan hasil positif.
Hasil panen di demplot dan kebun petani masing-masing menjadi lebih banyak dan berkualitas.
Penggunaan pupuk organik akhirnya membuat lahan kembali subur setelah jenuh akibat pemakaian pupuk kimia yang berlebihan dan terus menerus selama ini.
"Hasil panen jadi lebih banyak dengan mutu yang lebih bagus sehingga pendapatan lebih besar dan sebaiknya biaya produksi bisa ditekan karena pengeluaran untuk pembelian pupuk kimia berkurang. Petani menikmati untung," katanya.
Petani kelompok itu bahkan akhirnya bisa membuat pupuk cair organik dari kotoran ternak
Belajar terus dan diikuti dengan praktik termasuk di lahan masing - masing, akhirnya membuat para petani anggota kelompok merasakan dan melihat hasil yang positif.
"Hidup terasa lebih bahagia karena pendapatan memadai. Kami sangat berterima kasih dengan AQUA," katanya.
Dengan sudah bisa membuat pupuk organik, misalnya, kata Supriyanto, petani tidak lagi diselimuti kekhawatiran terlambat mendapatkan pupuk kimia bersubsidi dari pemerintah.
Atau harus memikirkan biaya yang harus disiapkan untuk membeli pupuk non subsidi yang harganya terus naik seperti selama ini.
"Sekarang kami tidak ragu lagi untuk bertani, karena melalui pertanian ramah lingkungan, kami selalu mendapatkan keuntungan finansial," katanya.
Keuntungan, ujar Supriyanto, diperoleh dari berkurangnya biaya pengeluaran untuk membeli pupuk kimia.
Sebaliknya, hasil panen lebih bagus dengan harga jual yang lebih menguntungkan.
"Otomatis pendapatan kami petani lebih besar. Hidup jadinya lebih tenang dan bahagia," tegasnya yang juga dibenarkan petani lain anggota Kelompok Tani Sehat.
Apalagi, dengan penggunaan pupuk organik, ujar mantan kepala desa itu, petani anggota kelompok merasa ikut membantu menjaga dan memperbaiki kerusakan lahan akibat penggunaan pupuk kimia selama ini.
AQUA Peduli Lingkungan dan Masyarakat
Stakeholder Relations Manager Pabrik AQUA Langkat, Jimmi Simorangkir mengatakan, kegiatan pertanian ramah lingkungan itu memang bertujuan membantu masyarakat di sekitar pabrik AQUA Langkat, yakni di Desa Pasar VI Kwala Mencirim dan Desa Namu Ukur Utara, agar dapat meningkatkan perekonomian mereka.
Peningkatan perekonomian itu melalui kenaikan hasil pertanian yang dikelola secara ramah lingkungan.
Selain bisa meningkatkan produksi, hasil pertanian dari Kwala Mencirim juga menjadi lebih sehat.
"Jadi selain menyebarluaskan hasil panen yang sehat di tengah masyarakat juga untuk menyehatkan keluarga petani sendiri karena mengkonsumsi hasil panen yang sehat," ujar Jimmy Simorangkir.
Hasil demplot dan kebun petani berupa pare, kacang panjang, cabai, tomat, kangkung, sawi, gambas yang cukup bagus sudah membuktikan bahwa program AQUA sudah berhasil.
Namun keberhasilan itu tidak membuat AQUA langsung puas.
Melihat semangat petani Kelompok Tani Sehat dan komitmen perusahaan mendukung ekonomi berkelanjutan, maka manajemen AQUA terus melakukan pembinaan.
Bahkan, saat ini AQUA Langkat yang beroperasi sejak Agustus 2015 juga membina kelompok pertanian organik di desa lain seperti di Desa Purwobinangun.
Jimmi Simorangkir mengatakan, untuk pupuk cair organik yang dihasilkan kelompok tani itu juga sedang diupayakan mendapat hak paten.
Pupuk itu sedang dibawa ke laboratorium untuk memastikan apakah komposisi kandungannya seperti kadar NPK-nya sudah pas atau belum.
"Kalau sudah memiliki hak paten, tentunya kelompok tani itu bisa semakin mendapat keuntungan karena produksinya bisa dijual," ujarnya.
Direktur Eksekutif Sources of Indonesia Renta Morina E Nababan, mengatakan, sesuai keinginan AQUA agar petani benar-benar sejahtera, mereka juga melakukan pembinaan kepada kelompok ibu rumah tangga.
"Kalau para bapak diajarkan bisa menghasilkan pendapatan dari hasil kebunnya, maka ibu-ibu diajarkan bagaimana juga ikut menambah penghasilan dari pekarangan rumah," ujarnya.
Minimal, ujar Renta Morina E Nababan yang akrab dipanggil Iren itu, ibu-ibu bisa menghasilkan sayur-sayuran untuk kebutuhan sehari-hari.
"Dengan pekarangan rumah yang menghasilkan sayur mayur organik, minimal masing - masing rumah tangga bisa menekan biaya belanja setiap hari dan juga menambah kesehatan seluruh keluarga karena mengkonsumsi makanan sehat," ujar Iren.
Bahkan, para ibu bisa mendapatkan pemasukan dari hasil penjualan sayur-sayuran produksi pekarangan rumah.
Ekonomi Berkelanjutan
External Relations Danone-AQUA Wilayah Sumatera, Wirnos, menegaskan, kedua program tersebut menunjukkan komitmen AQUA Langkat dalam menjalankan bisnisnya.
Komitmen itu yakni menjalankan berbagai kegiatan yang membawa dampak positif untuk lingkungan sekitar, dan sekaligus ikut meningkatkan kesejahteraan masyarakat di tengah wujud nyata menghasilkan air minum dalam kemasan yang berkualitas tinggi yang bermanfaat untuk kesehatan.
Corporate Communications Manager Danone-AQUA Michael Liemena menyebutkan, AQUA memang berkomitmen menjalankan ekonomi berkelanjutan.
Komitmen itu dijalankan dimana AQUA beroperasi dan di sekitarnya.
"Dengan peduli pada lingkungan dan masyarakat di sekitar AQUA beroperasi, maka perusahaan diyakini bertumbuh kembang secara baik dan berkelanjutan," ujar Michael Liemena.
Kegiatan perekonomian yang difokuskan pada kesejahteraan bersama atau yang menguntungkan bagi produsen (perusahaan), karyawan, konsumen, masyarakat dan menjaga lingkungan menjadi komitmen AQUA.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023