Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil Sumatera Utara (Sumut) Arif Mandu mengatakan, distribusi masif beras SPHP dan penyaluran bantuan sosial menjadi kunci untuk mengendalikan harga beras di provinsi beribu kota Medan itu.
"Kami mengoptimalkan semua jalur agar harga beras tetap terkendali," ujar Arif di Medan, usai melakukan inspeksi di tiga pasar tradisional kota itu yakni Pasar Halat, Pasar Bakti dan Pasar Sukaramai, Senin.
Dia melanjutkan, beras berkualitas medium untuk Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) digelontorkan Bulog Sumut ke pasar-pasar yang ada di wilayahnya melalui pemerintah setempat, termasuk dengan mengadakan pasar murah.
Bulog Sumut memaksimalkan peran seluruh atau delapan kantor cabang/kantor cabang pembantu untuk melakukan hal itu di semua kabupaten-kota dengan pemerintah daerah sebagai mitra.
Di Medan, misalnya, penyaluran beras SPHP bekerja sama dengan PUD Pasar.
Baca juga: Bulog Sumut pastikan stok beras cukup hadapi dampak El Nino
Beras SPHP, yang dikemas dalam karung lima kilogram, dijual dengan harga Rp49.750 atau Rp9.950 per kilogram sesuai Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 57/M-DAG/PER/8/2017 Tahun 2017 tentang Penetapan Harga Eceran Tertinggi Beras.
Harga tersebut lebih murah daripada beras swasta di Sumut yang pada Senin (28/8) harganya rata-rata Rp12.580 per kilogram atau di atas harga eceran tertinggi (HET) beras medium untuk wilayah Sumatera Utara yang diatur dalam Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 7 Tahun 2023 tentang Harga Eceran Tertinggi Beras yaitu Rp11.500 per kilogram.
Tingginya harga tersebut, menurut Arif Mandu, salah satunya disebabkan oleh fenomena El Nino yang membuat sentra-sentra padi di Pulau Jawa mengering sehingga stok beras nasional terbatas.
Bukan hanya ke pasar tradisional, Bulog Sumut juga menyebarkan beras SPHP ke toko-toko sembako, Rumah Pangan Kita (RPK), usaha retail modern dan melalui penjualan daring.
Selain itu, khusus di Medan, beras SPHP juga langsung dijual ke masyarakat melalui "mobil pasar murah" yang berkeliling secara bergantian ke 21 kecamatan yang ada di wilayah itu.
Ada empat mobil yang disediakan untuk mengangkut beras SPHP tersebut dengan satu kendaraan berkapasitas empat ton beras dan lainnya maksimal dapat membawa tiga ton beras.
Di "mobil pasar murah", beras SPHP seberat lima kilogram per karung dipaketkan dengan satu liter minyak goreng "Minyakita" dan gula satu kilogram dengan harga total Rp77 ribu. Namun, setiap warga hanya bisa membeli maksimal dua paket.
Sampai Senin (28/8), Bulog Sumut telah menyalurkan 52.015 ton beras SPHP di Sumut atau 86 persen dari target tahun 2023 yakni 60.473 ton.
"Di luar itu, nanti pada bulan Oktober sampai Desember 2023 akan ada bantuan sosial pangan kepada masyarakat. Mudah-mudahan dengan bantuan tersebut harga beras dapat ditekan," tutur Arif.
Dia melanjutkan, pihaknya akan membagikan 27.780 ton beras SPHP kepada keluarga penerima manfaat (KPM) pada Oktober-Desember 2023. Setiap KPM akan mendapatkan 10 kilogram beras per bulan.
Beras bantuan itu diharapkan dapat mengurangi permintaan akan beras di pasar sehingga harganya semakin turun.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023
"Kami mengoptimalkan semua jalur agar harga beras tetap terkendali," ujar Arif di Medan, usai melakukan inspeksi di tiga pasar tradisional kota itu yakni Pasar Halat, Pasar Bakti dan Pasar Sukaramai, Senin.
Dia melanjutkan, beras berkualitas medium untuk Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) digelontorkan Bulog Sumut ke pasar-pasar yang ada di wilayahnya melalui pemerintah setempat, termasuk dengan mengadakan pasar murah.
Bulog Sumut memaksimalkan peran seluruh atau delapan kantor cabang/kantor cabang pembantu untuk melakukan hal itu di semua kabupaten-kota dengan pemerintah daerah sebagai mitra.
Di Medan, misalnya, penyaluran beras SPHP bekerja sama dengan PUD Pasar.
Baca juga: Bulog Sumut pastikan stok beras cukup hadapi dampak El Nino
Beras SPHP, yang dikemas dalam karung lima kilogram, dijual dengan harga Rp49.750 atau Rp9.950 per kilogram sesuai Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 57/M-DAG/PER/8/2017 Tahun 2017 tentang Penetapan Harga Eceran Tertinggi Beras.
Harga tersebut lebih murah daripada beras swasta di Sumut yang pada Senin (28/8) harganya rata-rata Rp12.580 per kilogram atau di atas harga eceran tertinggi (HET) beras medium untuk wilayah Sumatera Utara yang diatur dalam Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 7 Tahun 2023 tentang Harga Eceran Tertinggi Beras yaitu Rp11.500 per kilogram.
Tingginya harga tersebut, menurut Arif Mandu, salah satunya disebabkan oleh fenomena El Nino yang membuat sentra-sentra padi di Pulau Jawa mengering sehingga stok beras nasional terbatas.
Bukan hanya ke pasar tradisional, Bulog Sumut juga menyebarkan beras SPHP ke toko-toko sembako, Rumah Pangan Kita (RPK), usaha retail modern dan melalui penjualan daring.
Selain itu, khusus di Medan, beras SPHP juga langsung dijual ke masyarakat melalui "mobil pasar murah" yang berkeliling secara bergantian ke 21 kecamatan yang ada di wilayah itu.
Ada empat mobil yang disediakan untuk mengangkut beras SPHP tersebut dengan satu kendaraan berkapasitas empat ton beras dan lainnya maksimal dapat membawa tiga ton beras.
Di "mobil pasar murah", beras SPHP seberat lima kilogram per karung dipaketkan dengan satu liter minyak goreng "Minyakita" dan gula satu kilogram dengan harga total Rp77 ribu. Namun, setiap warga hanya bisa membeli maksimal dua paket.
Sampai Senin (28/8), Bulog Sumut telah menyalurkan 52.015 ton beras SPHP di Sumut atau 86 persen dari target tahun 2023 yakni 60.473 ton.
"Di luar itu, nanti pada bulan Oktober sampai Desember 2023 akan ada bantuan sosial pangan kepada masyarakat. Mudah-mudahan dengan bantuan tersebut harga beras dapat ditekan," tutur Arif.
Dia melanjutkan, pihaknya akan membagikan 27.780 ton beras SPHP kepada keluarga penerima manfaat (KPM) pada Oktober-Desember 2023. Setiap KPM akan mendapatkan 10 kilogram beras per bulan.
Beras bantuan itu diharapkan dapat mengurangi permintaan akan beras di pasar sehingga harganya semakin turun.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023