Perum Bulog Kantor Wilayah Sumatera Utara menyatakan bahwa stok beras di wilayahnya cukup untuk menghadapi dampak yang disebabkan oleh fenomena El Nino.
"Kami sudah memprediksi situasi akibat El Nino sejak BMKG mengeluarkan peringatan," ujar Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil Sumatera Utara (Sumut) Arif Mandu kepada ANTARA di Medan, Senin.
Arif melanjutkan, sampai Senin (28/8), pihaknya memiliki 41.546 ton cadangan beras pemerintah.
Beras itu nantinya akan bertambah dengan masuknya 12.500 ton beras pada awal September 2023.
"Kemudian, kami sudah meminta suplai kurang lebih 56 ribu ton beras sampai akhir tahun 2023," kata Arif.
Menurut dia, penambahan stok menjadi bentuk antisipasi Bulog Sumut mengarungi masa El Nino.
Hal itu dianggap Arif penting karena El Nino membuat sentra-sentra padi nasional di Pulau Jawa mengering sehingga gagal panen. Stok pun terbatas yang membuat harga beras melambung.
El Nino juga menjadi alasan naiknya harga beras internasional. Kondisi-kondisi tersebut akhirnya melambungkan harga beras di Sumut.
Berdasarkan data Badan Pangan Nasional, harga rata-rata beras di Sumut adalah Rp12.580 per kilogram, di atas harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah yakni Rp11.500 per kilogram.
Oleh sebab itu, Bulog Sumut pun gencar melakukan upaya-upaya menekan harga beras, terutama melalui pendistribusian beras untuk Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke seluruh wilayah Sumatera Utara.
Beras SPHP ini berharga Rp9.950 per kilogram sesuai Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 57/M-DAG/PER/8/2017 Tahun 2017 tentang Penetapan Harga Eceran Tertinggi Beras.
Kebijakan lain yang dianggap dapat menekan harga beras yaitu pemberian bantuan sosial untuk keluarga penerima manfaat (KPM) pada Oktober-Desember 2023.
Adapun penyaluran beras SPHP dan bantuan sosial tersebut memerlukan stok beras yang kokoh.
Sampai Senin (28/8), Bulog Sumut telah menyalurkan 52.015 ton beras SPHP di Sumut atau 86 persen dari target tahun 2023 yakni 60.473 ton.
"Itu langkah-langkah kami menghadapi permintaan beras yang tinggi karena El Nino. Stok beras aman, tidak ada masalah," tutur Arif.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023
"Kami sudah memprediksi situasi akibat El Nino sejak BMKG mengeluarkan peringatan," ujar Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil Sumatera Utara (Sumut) Arif Mandu kepada ANTARA di Medan, Senin.
Arif melanjutkan, sampai Senin (28/8), pihaknya memiliki 41.546 ton cadangan beras pemerintah.
Beras itu nantinya akan bertambah dengan masuknya 12.500 ton beras pada awal September 2023.
"Kemudian, kami sudah meminta suplai kurang lebih 56 ribu ton beras sampai akhir tahun 2023," kata Arif.
Menurut dia, penambahan stok menjadi bentuk antisipasi Bulog Sumut mengarungi masa El Nino.
Hal itu dianggap Arif penting karena El Nino membuat sentra-sentra padi nasional di Pulau Jawa mengering sehingga gagal panen. Stok pun terbatas yang membuat harga beras melambung.
El Nino juga menjadi alasan naiknya harga beras internasional. Kondisi-kondisi tersebut akhirnya melambungkan harga beras di Sumut.
Berdasarkan data Badan Pangan Nasional, harga rata-rata beras di Sumut adalah Rp12.580 per kilogram, di atas harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah yakni Rp11.500 per kilogram.
Oleh sebab itu, Bulog Sumut pun gencar melakukan upaya-upaya menekan harga beras, terutama melalui pendistribusian beras untuk Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke seluruh wilayah Sumatera Utara.
Beras SPHP ini berharga Rp9.950 per kilogram sesuai Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 57/M-DAG/PER/8/2017 Tahun 2017 tentang Penetapan Harga Eceran Tertinggi Beras.
Kebijakan lain yang dianggap dapat menekan harga beras yaitu pemberian bantuan sosial untuk keluarga penerima manfaat (KPM) pada Oktober-Desember 2023.
Adapun penyaluran beras SPHP dan bantuan sosial tersebut memerlukan stok beras yang kokoh.
Sampai Senin (28/8), Bulog Sumut telah menyalurkan 52.015 ton beras SPHP di Sumut atau 86 persen dari target tahun 2023 yakni 60.473 ton.
"Itu langkah-langkah kami menghadapi permintaan beras yang tinggi karena El Nino. Stok beras aman, tidak ada masalah," tutur Arif.
Editor : Riza Mulyadi
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023