Direktur Utama Perumda Tirtanadi Kabir Bedi mengatakan, pihaknya mengantisipasi penurunan debit air dari kawasan hutan Sibolangit yang berpotensi menurunkan suplai air bersih ke beberapa wilayah Medan terutama kawasan Simalingkar.
"Dalam dua sampai tiga bulan ini sudah terjadi dua kali penurunan debit air," ujar Kabir kepada ANTARA di Medan, Minggu.
Untuk itu, sebagai langkah jangka pendek, dia menyebut bahwa Perumda Tirtanadi menyiagakan 12 mobil tangki air yang masing-masing berkapasitas lima ribu sampai enam ribu liter.
Menurut Kabir, jika pasokan air dari Sibolangit tersendat, akan ada 500-1.000 rumah yang terdampak.
"Ini di daerah Simalingkar bagian atas," kata dia.
Sementara solusi jangka panjang, Perumda Tirtanadi terus menggenjot penyelesaian Instalasi Pengolahan Air (IPA) di Medan Johor yang bersumber dari Sungai Babura dan mampu mengalirkan 400 liter air per detik.
IPA yang mendistribusikan air ke wilayah selatan Medan yakni Medan Selayang, Medan Johor dan daerah Simalingkar, serta ke Pancur Batu (Deli Serdang) tersebut ditargetkan beroperasi mulai akhir tahun 2023.
"Kami memang sudah mengantisipasi penurunan debit air itu sejak tahun lalu. Kami berharap IPA Medan Johor itu selesai akhir tahun sehingga permasalahan air di wilayah selatan Medan tuntas," tutur Kabir.
Saat ini, Perumda Tirtanadi sudah mengoperasikan enam IPA di Medan dan sekitarnya, dengan salah satunya adalah IPA Sibolangit.
IPA Sibolangit mendapatkan sumber air dari Tongkoh, Rumah Sumbul, Lau Bangklewang dan Lau Kaban.
Sementara terkait potensi kekeringan akibat fenomena El Nino di Sumut, Kabir Bedi menegaskan bahwa debit air di sungai-sungai yang menjadi asal dari air yang diolah Perumda Tirtanadi cukup untuk melayani masyarakat.
"Sumber air permukaan yakni sungai itu tidak terpengaruh (El Nino-red). Yang terdampak (kalau terjadi El Nino-red) adalah sumber air dari hutan di Sibolangit," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023