Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara meminta pemerintah provinsi untuk terus meningkatkan investasi di Sumut.
"Iklim investasi di Sumut mesti didorong," ujar Kepala BPS Sumut Nurul Hasanudin dalam konferensi pers daring yang diikuti di Medan, Senin.
Nurul melanjutkan, meski perekonomian Sumut tumbuh 5,19 persen pada triwulan II 2023 secara tahunan, laju pertumbuhan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) masih belum maksimal.
Secara "year on year", pertumbuhan PMTB Sumut triwulan II 2023 adalah 3,36 persen. Nilai itu lebih rendah daripada pertumbuhan PMTB nasional pada periode yang sama yakni 4,63 persen.
Meski demikian, pertumbuhan PMTB pada triwulan II 2023 meningkat bila dibandingkan triwulan II 2022 (2,12 persen).
Secara kuartal atau dibandingkan triwulan I 2023, pertumbuhan PMTB pada triwulan II 2023 meningkat menjadi 1,20 persen dari sebelumnya -(minus) 1,01 persen.
Menurut BPS Sumut, peningkatan PMTB secara kuartal tersebut membuat realisasi pengadaan semen meningkat dan nilai tambah konstruksi semakin positif.
Di Sumut, salah satu proses konstruksi yang terus berjalan adalah tiga ruas jalan tol yakni ruas Binjai-Langsa (panjang 58 kilometer), Kisaran-Indrapura (panjang 47 kilometer) dan Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat (93 kilometer).
Sampai Juli 2023, progres konstruksi ruas Binjai-Langsa mencapai 86,62 persen, Kisaran Indrapura 88,20 persen dan Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat 85,59 persen.
Baca juga: BPS: Ekonomi Sumut kembali normal pascapandemi COVID-19
Proses pengadaan lahan juga nyaris tuntas yakni 96,58 persen untuk ruas Binjai-Langsa, 99,59 persen untuk ruas Kisaran-Indrapura dan 94,04 persen untuk Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat.
Definisi BPS Sumut untuk PMTB yaitu pengeluaran untuk barang modal yang mempunyai umur pemakaian lebih dari satu tahun dan tidak merupakan barang konsumsi. PMTB ini mencakup bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal, bangunan lain seperti jalan dan bandara, serta mesin dan peralatan.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023
"Iklim investasi di Sumut mesti didorong," ujar Kepala BPS Sumut Nurul Hasanudin dalam konferensi pers daring yang diikuti di Medan, Senin.
Nurul melanjutkan, meski perekonomian Sumut tumbuh 5,19 persen pada triwulan II 2023 secara tahunan, laju pertumbuhan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) masih belum maksimal.
Secara "year on year", pertumbuhan PMTB Sumut triwulan II 2023 adalah 3,36 persen. Nilai itu lebih rendah daripada pertumbuhan PMTB nasional pada periode yang sama yakni 4,63 persen.
Meski demikian, pertumbuhan PMTB pada triwulan II 2023 meningkat bila dibandingkan triwulan II 2022 (2,12 persen).
Secara kuartal atau dibandingkan triwulan I 2023, pertumbuhan PMTB pada triwulan II 2023 meningkat menjadi 1,20 persen dari sebelumnya -(minus) 1,01 persen.
Menurut BPS Sumut, peningkatan PMTB secara kuartal tersebut membuat realisasi pengadaan semen meningkat dan nilai tambah konstruksi semakin positif.
Di Sumut, salah satu proses konstruksi yang terus berjalan adalah tiga ruas jalan tol yakni ruas Binjai-Langsa (panjang 58 kilometer), Kisaran-Indrapura (panjang 47 kilometer) dan Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat (93 kilometer).
Sampai Juli 2023, progres konstruksi ruas Binjai-Langsa mencapai 86,62 persen, Kisaran Indrapura 88,20 persen dan Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat 85,59 persen.
Baca juga: BPS: Ekonomi Sumut kembali normal pascapandemi COVID-19
Proses pengadaan lahan juga nyaris tuntas yakni 96,58 persen untuk ruas Binjai-Langsa, 99,59 persen untuk ruas Kisaran-Indrapura dan 94,04 persen untuk Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat.
Definisi BPS Sumut untuk PMTB yaitu pengeluaran untuk barang modal yang mempunyai umur pemakaian lebih dari satu tahun dan tidak merupakan barang konsumsi. PMTB ini mencakup bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal, bangunan lain seperti jalan dan bandara, serta mesin dan peralatan.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023