Atlet tarung derajat Sumatera Utara siap membuat kejutan pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 dengan mendulang medali sebanyaknya untuk kontingen Sumatera Utara di event olahraga terakbar di Indonesia tersebut.
Ketua Umum Pengprov Keluarga Olahraga Tarung Derajat (Kodrat) Sumatera Utara, Tasimin di Medan, Kamis, mengatakan, pada PON sebelumnya di Papua atlet tarung derajat Sumatera Utara membuat kejutan dengan merebut satu medali emas dan satu perak.
Kini Pengprov Kodrat Sumatera Utara berharap atlet-atletnya kembali bisa membuat prestasi yang tak kalah gemilang di PON XXI Aceh-Sumatra Utara 2024 mendatang.
"Target kita di PON lalu hanya satu perak, namun ternyata kita bisa melebihi target itu dengan meraih satu emas dan satu perak. Itu menambah semangat kami meraih prestasi lainnya. Untuk itu pada Desember 2022 setelah kejurnas di Bandung, langsung mengusulkan nama untuk pelatda. Kemudian berdasar hasil Porprov November dan hasil kejurnas, kami mengajukan nama untuk pelatda jangka panjang PON," katanya.
Baca juga: KONI apresiasi perkembangan tarung derajat di Sumut
Ada 21 kelas yang nantinya dipertandingkan di PON 2024, yakni sembilan kelas petarung putra, lima kelas petarung putri dan sisanya seni gerak putra dan putri beregu.
"Sebelumnya disetujui 19 atlet, tapi kita akan mengikuti full kelas. Jadi mulai Juni 2023 lalu tes fisik kita tambah lagi untuk melengkapi kuota. Sudah disetujui KONI Sumut," tambahnya.
Saat ini para atlet ditempa di Kawah Derajat yang dibangun dengan swadaya di Kecamatan Medan Marelan, dengan fasilitas outdoor dan indoor dan kolam renang.
"Swadaya tanpa bantuan APBD. Di Kawah Derajat, seluruh atlet dikarantina penuh. Mereka dibimbing empat pelatih," bebernya.
Namun di pelatda ini, dua atlet peraih medali di PON 2021 tidak ikut serta. Mereka adalah Farhan Attamamil dan Rizki Firdaus. Farhan diketahui tengah ikut pendidikan untuk masuk polisi. Tasimin tak menjelaskan rinci alasan kedua pemain tersebut tak lagi turun di PON.
"Atlet tidak disiplin nanti kita coret. Kalau ada atlet prioritas tapi kelakuannya tak prioritas kita coret. Saya sudah habis miliaran bangun Kawah Derajat," tambahnya.
Begitupun tanpa dua pemain tersebut, dia yakin tarung derajat bisa meraih prestasi.
"Semua berlatih dengan maksimal dan berpeluang. Beladiri satu cabor unpredictable atau tidak terukur. Dibutuhkan mental yang baik. Jadi tidak merasa cepat puas," jelasnya.
Selain itu selanjutnya Tasimin berharap bisa menghadirkan pelatih dari luar Sumut. Gak harus dari luar negeri.
"Dari dalam saja. Di periode kedua saya ini, target kita minimal juara 3 umum nasional. Kita insya Allah berjuang minimal 3 emas, 3 perak dan 5 perunggu. Itu minimal. Kita sudah melakukan analisis SWOT. Sudah kita petakan kekuatan dan kelemahan," ucapnya.
Tasimin juga berharap KONI Sumut bisa memfasilitasi untuk try out ke luar daerah. Baik untuk kelas petarung maupun seni gerak peta kekuatannya di daerah berbeda.
"Kita berharap bisa tryout ke luar November mendatang. Ke mana yang bisa kita lihat prestasi tarung derajat bagus. Kalau petarung juara umum Bali. Kita pengin ke sana. Seni gerak lumbungnya Aceh, Jabar Jateng," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023
Ketua Umum Pengprov Keluarga Olahraga Tarung Derajat (Kodrat) Sumatera Utara, Tasimin di Medan, Kamis, mengatakan, pada PON sebelumnya di Papua atlet tarung derajat Sumatera Utara membuat kejutan dengan merebut satu medali emas dan satu perak.
Kini Pengprov Kodrat Sumatera Utara berharap atlet-atletnya kembali bisa membuat prestasi yang tak kalah gemilang di PON XXI Aceh-Sumatra Utara 2024 mendatang.
"Target kita di PON lalu hanya satu perak, namun ternyata kita bisa melebihi target itu dengan meraih satu emas dan satu perak. Itu menambah semangat kami meraih prestasi lainnya. Untuk itu pada Desember 2022 setelah kejurnas di Bandung, langsung mengusulkan nama untuk pelatda. Kemudian berdasar hasil Porprov November dan hasil kejurnas, kami mengajukan nama untuk pelatda jangka panjang PON," katanya.
Baca juga: KONI apresiasi perkembangan tarung derajat di Sumut
Ada 21 kelas yang nantinya dipertandingkan di PON 2024, yakni sembilan kelas petarung putra, lima kelas petarung putri dan sisanya seni gerak putra dan putri beregu.
"Sebelumnya disetujui 19 atlet, tapi kita akan mengikuti full kelas. Jadi mulai Juni 2023 lalu tes fisik kita tambah lagi untuk melengkapi kuota. Sudah disetujui KONI Sumut," tambahnya.
Saat ini para atlet ditempa di Kawah Derajat yang dibangun dengan swadaya di Kecamatan Medan Marelan, dengan fasilitas outdoor dan indoor dan kolam renang.
"Swadaya tanpa bantuan APBD. Di Kawah Derajat, seluruh atlet dikarantina penuh. Mereka dibimbing empat pelatih," bebernya.
Namun di pelatda ini, dua atlet peraih medali di PON 2021 tidak ikut serta. Mereka adalah Farhan Attamamil dan Rizki Firdaus. Farhan diketahui tengah ikut pendidikan untuk masuk polisi. Tasimin tak menjelaskan rinci alasan kedua pemain tersebut tak lagi turun di PON.
"Atlet tidak disiplin nanti kita coret. Kalau ada atlet prioritas tapi kelakuannya tak prioritas kita coret. Saya sudah habis miliaran bangun Kawah Derajat," tambahnya.
Begitupun tanpa dua pemain tersebut, dia yakin tarung derajat bisa meraih prestasi.
"Semua berlatih dengan maksimal dan berpeluang. Beladiri satu cabor unpredictable atau tidak terukur. Dibutuhkan mental yang baik. Jadi tidak merasa cepat puas," jelasnya.
Selain itu selanjutnya Tasimin berharap bisa menghadirkan pelatih dari luar Sumut. Gak harus dari luar negeri.
"Dari dalam saja. Di periode kedua saya ini, target kita minimal juara 3 umum nasional. Kita insya Allah berjuang minimal 3 emas, 3 perak dan 5 perunggu. Itu minimal. Kita sudah melakukan analisis SWOT. Sudah kita petakan kekuatan dan kelemahan," ucapnya.
Tasimin juga berharap KONI Sumut bisa memfasilitasi untuk try out ke luar daerah. Baik untuk kelas petarung maupun seni gerak peta kekuatannya di daerah berbeda.
"Kita berharap bisa tryout ke luar November mendatang. Ke mana yang bisa kita lihat prestasi tarung derajat bagus. Kalau petarung juara umum Bali. Kita pengin ke sana. Seni gerak lumbungnya Aceh, Jabar Jateng," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023