Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara menyebut rasio gini, yang menggambarkan ketimpangan pengeluaran penduduk, di Sumut pada Maret 2023 tercatat di angka 0,309 atau semakin rendah bila dibandingkan September 2022 (0,326).
"Angka ketimpangan di Sumut itu juga lebih bagus dibanding di tingkat nasional," ujar Kepala BPS Sumut Nurul Hasanudin dalam konferensi pers daring yang diikuti di Medan, Senin.
Di level nasional, pada Maret 2023 rasio gini berada di angka 0,388 atau meningkat 0,007 dari September 2022 yang 0,381.
Rasio gini Sumut pada Maret 2023, yang juga lebih baik dari Maret 2022 (0,312), secara nasional berada di urutan kedelapan terendah.
Rasio gini berada di rentang nilai 0 sampai 1. Jika semakin tinggi angkanya, maka ketimpangan pun semakin tinggi.
Rasio gini di perkotaan dan perdesaan Sumut pada Maret 2023 juga berada di suasana positif lantaran berkurang dibandingkan September 2022.
Di perkotaan Sumut, rasio gini ada di angka 0,340 pada Maret 2023, lebih rendah daripada September 2022 yaitu 0,358.
Sementara di perdesaan, rasio gini 0,242 pada Maret 2023, menurun dibandingkan September 2022 yang ada di 0,259.
Selain rasio gini, BPS Sumut juga menggunakan ukuran ketimpangan Bank Dunia atau persentase pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah untuk melihat distribusi pengeluaran di wilayahnya.
Menurut ukuran itu, ada tiga tingkat ketimpangan yakni ketimpangan tinggi (di bawah 12 persen), ketimpangan sedang (12-17 persen) dan ketimpangan rendah (di atas 17 persen).
Hasilnya, pada Maret 2023, persentase pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah yaitu 22,48 persen, naik dibandingkan September 2022 (21,53) dan Maret 2022 (22,13).
Di perkotaan Sumut, nilai ukuran Bank Dunia itu ada di 20,95 pada Maret 2023, lebih tinggi daripada September 2022 (19,96) dan Maret 2022 (20,62).
Di perdesaan, nilainya pada Maret 25,46, lebih tinggi daripada September 2022 (24,42) dan Maret 2022 (24,97).
Artinya, baik di perkotaan maupun perdesaan Sumut berada di kategori ketimpangan rendah.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023
"Angka ketimpangan di Sumut itu juga lebih bagus dibanding di tingkat nasional," ujar Kepala BPS Sumut Nurul Hasanudin dalam konferensi pers daring yang diikuti di Medan, Senin.
Di level nasional, pada Maret 2023 rasio gini berada di angka 0,388 atau meningkat 0,007 dari September 2022 yang 0,381.
Rasio gini Sumut pada Maret 2023, yang juga lebih baik dari Maret 2022 (0,312), secara nasional berada di urutan kedelapan terendah.
Rasio gini berada di rentang nilai 0 sampai 1. Jika semakin tinggi angkanya, maka ketimpangan pun semakin tinggi.
Rasio gini di perkotaan dan perdesaan Sumut pada Maret 2023 juga berada di suasana positif lantaran berkurang dibandingkan September 2022.
Di perkotaan Sumut, rasio gini ada di angka 0,340 pada Maret 2023, lebih rendah daripada September 2022 yaitu 0,358.
Sementara di perdesaan, rasio gini 0,242 pada Maret 2023, menurun dibandingkan September 2022 yang ada di 0,259.
Selain rasio gini, BPS Sumut juga menggunakan ukuran ketimpangan Bank Dunia atau persentase pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah untuk melihat distribusi pengeluaran di wilayahnya.
Menurut ukuran itu, ada tiga tingkat ketimpangan yakni ketimpangan tinggi (di bawah 12 persen), ketimpangan sedang (12-17 persen) dan ketimpangan rendah (di atas 17 persen).
Hasilnya, pada Maret 2023, persentase pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah yaitu 22,48 persen, naik dibandingkan September 2022 (21,53) dan Maret 2022 (22,13).
Di perkotaan Sumut, nilai ukuran Bank Dunia itu ada di 20,95 pada Maret 2023, lebih tinggi daripada September 2022 (19,96) dan Maret 2022 (20,62).
Di perdesaan, nilainya pada Maret 25,46, lebih tinggi daripada September 2022 (24,42) dan Maret 2022 (24,97).
Artinya, baik di perkotaan maupun perdesaan Sumut berada di kategori ketimpangan rendah.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023