Kalangan akademisi mendukung langkah kepolisian bertindak tegas terhadap pelaku begal sadis di Kota Medan, Sumatera Utara, sebagaimana yang pernah diminta Wali Kota Medan Bobby Nasution.

"Kewibawaan aparat Polri dan Pemkot Medan sedang dipertaruhkan," ungkap dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Haris Wijaya, SSos, MComm di Medan, Kamis.

Oleh karenanya harus ada tindakan nyata dari aparat kepolisian guna mengatasi maraknya aksi begal, tawuran dan geng motor serta maraknya peredaran narkoba di Ibukota Provinsi Sumatera Utara.

Baik Polrestabes Medan maupun Polres Pelabuhan Belawan diyakini bisa membuat para pelaku tindak kekerasan dan kriminal jalanan terutama aksi begal sadis ini menjadi jera.

Sebab tidak sedikit masyarakat Kota Medan dan sekitarnya telah menjadi korban aksi kriminal jalanan tersebut, bahkan sampai menimbulkan korban jiwa.

Tercatat seorang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) bernama Insanul Anshori Hasibuan tewas setelah menjadi korban pembacokan oleh komplotan begal bulan lalu.

"Tentunya langkah polisi ini untuk mengatasi maraknya peredaran narkoba dan miras (minuman keras), sebagai induk segala tindakan kejahatan yang saat ini terjadi," tegasnya.

Pihaknya menilai tindakan tegas kepada pelaku begal merupakan bentuk terapi kejut yang menunjukkan masih ada penegak hukum melindungi masyarakat Kota Medan.

"Jika pelaku begal ini dibiarkan, maka semakin marak tanpa tindakan tegas penegak hukum. Kita khawatir masyarakat mempersenjatai diri, karena hilangnya rasa kepercayaan terhadap penegak hukum," papar Haris.

Pewarta: Muhammad Said

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023