Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara memantau kesehatan jamaah haji yang baru pulang dari Tanah Suci guna mencegah penularan penyakit.

"Sampai sekarang sudah kloter tujuh dan sudah sampai di asrama haji. Kami melakukan pemantauan kesehatan jamaah haji saat tiba di Sumut," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Alwi Mujahit di Kota Medan, Selasa.

Ia menyampaikan bahwa setiap anggota jamaah haji yang baru sampai di Tanah Air mendapat Kartu Kewaspadaan Kesehatan Jamaah Haji (K3JH) dan kondisi kesehatannya akan dipantau hingga 14 hari setelah kedatangan.

"Setelah kepulangan haji ini, mereka mendapatkan kartu K3JH. Kalau dalam 14 hari ada demam tinggi, kemungkinan itu ada membawa penyakit dari luar, karena itu dia harus lapor ke puskesmas," katanya.

"Kalau dalam 14 hari tidak ada (gejala sakit) wajib lapor juga ke puskesmas, karena kartu itu harus dipulangkan ke puskesmas," ia menambahkan.

Ia mengatakan bahwa pemantauan kesehatan jamaah haji yang baru pulang dari Arab Saudi ditujukan untuk mencegah penularan penyakit, termasuk di antaranya Middle East Respiratory Syndrome (MERS) atau infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh subtipe virus corona. 

"Sejauh ini pemantauan kita untuk penyakit menular belum ada yang terindikasi. Kemarin di kloter enam ada satu yang demam dan sesak nafas, tapi setelah dicek tidak ya (bukan MERS)," kata Alwi.

Ia menyampaikan bahwa sekitar 70 persen dari 8.000an anggota jamaah haji asal Provinsi Sumatera Utara sudah berusia lanjut sehingga rentan mengalami gangguan kesehatan.

Menurut Alwi, pada pelaksanaan ibadah haji tahun 2023 jumlah anggota jamaah haji Sumatera Utara yang meninggal hingga saat ini tercatat sebanyak 34 orang. 

"Itu jauh di bawah perkiraan," katanya.

Pewarta: Anggi Luthfi Panggabean

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023