Sejumlah warga Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara mengaku kesulitan membeli elpiji 3 kilogram. Kondisi itu disebabkan ketersediaan gas subsidi dari pemerintah itu yang sudah tiga minggu langka di pasaran.

Seperti diungkapkan salah seorang warga Desa Baru, Kecamatan Batangkuis, Kabupaten Deliserdang, Bayu, ia sudah satu minggu kesulitan membeli gas melon. Bahkan, untuk mendapatkan dirinya harus berkeliling mencari ke luar dari lokasi tempat tinggalnya.

"Sudah satu minggu mencari sampai ke daerah Tembung, tapi tidak dapat," ujar Bayu kepada ANTARA, Selasa (11/7).

Selain kesulitan itu, sebut Bayu  saat ini harga gas elpiji 3 kilogram juga mengalami kenaikan, dari sebelumnya Rp18.000 per tabung menjadi Rp22.000.

"Saya bila harga mahal tidak masalah, asal bisa didapatkan. Kalau pemerintah mau naikkan harganya silakan saja, tapi jangan sampai langka. Jika begini, tentu menyulitkan masyarakat,'' keluh Bayu.

Hal senada juga disampaikan Mirna, warga Kecamatan Tanjung Morawa. Ia mengaku sudah dua minggu sulit mendapatkan gas elpiji. Jika pun ada, harganya naik tinggi.

"Sekarang susah dicari. Kalaupun ada barangnya, harga naik. Begitupun, tetap dibeli karena untuk kebutuhan memasak," lirihnya.

Sementara itu, seorang penjual tabung gas elpiji, Fitri Yulien, menyebutkan kelangkaan terjadi lantaran adanya pengurangan suplai dari pangkalan. Akibatnya, banyak permintaan masyarakat tidak terpenuhi.

"Sebelum langka, saya membeli dari pangkalan 30 tabung. Sekarang, dibatasi lima tabung saja. Itu pun habis dalam satu hari. Padahal, banyak yang nyari buat memasak dan lain sebagainya. Pemerintah diharapkan segera mengatasi kelangkaan yang terjadi," pungkasnya.

Pewarta: Rahmat Hidayat

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023