Asosiasi UMKM Sumatera Utara menyatakan aksi begal yang akhir-akhir ini kerap terjadi di provinsi beribu kota Medan itu telah merugikan para pelaku UMKM.

"Di lokasi rawan pembegalan para pelaku UMKM akan tutup lebih awal atau tidak beroperasi sama sekali. Secara ekonomi ini tentu merugikan para pelaku UMKM," ujar Ketua Asosiasi UMKM Sumut Ujiana Sianturi kepada ANTARA di Medan, Senin.

Ujiana menyebut hal itu sudah terjadi di Medan. Di Ibu Kota Provinsi Sumut itu, UMKM khususnya yang bergerak di bidang kuliner tidak bisa lagi berjualan hingga malam atau tengah malam karena dianggap berisiko.

Situasi tersebut sungguh disayangkan oleh Ujiana lantaran Medan sejatinya terkenal dengan wisata kuliner yang aktif dari pagi hingga malam hari.

"Demi keamanan, pelaku UMKM harus mematuhi imbauan dari warga dan pihak berwajib yaitu agar menghindari aktivitas di tempat-tempat rawan pembegalan pada jam-jam tertentu," kata Ujiana.

Oleh sebab itu, dia meminta kepada Kepolisian Daerah Sumatera Utara dan pihak keamanan terkait untuk melakukan upaya-upaya tegas untuk menghapus tindakan pembegalan di daerah naungannya.
Apalagi, perempuan yang juga Ketua Dewan Kopi Indonesia wilayah Sumatera Utara itu melihat para begal semakin sadis kepada korbannya, tidak segan melukai atau menghilangkan nyawa.

"Dan pada umumnya, korban pembegalan adalah masyarakat termasuk pelaku UMKM. Inilah yang membuat pengusaha UMKM semakin tidak nyaman untuk berjualan," tutur Ujiana.

Masyarakat di Provinsi Sumatera Utara tengah diresahkan dengan semakin maraknya tindakan pembegalan di wilayah mereka.

Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi meminta aparat kepolisian untuk menghukum tegas para begal yang bergentayangan di daerah yang dipimpinnya.

Salah satu wali kota di Sumut yakni Wali Kota Medan Bobby Nasution menegaskan dukungannya terhadap tindakan maksimal oleh kepolisian bagi pelaku pembegalan.

Pewarta: Michael Siahaan

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023