Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) Sumut mengalami penurunan tiga bulan beruntun sejak April 2023 setelah berada di angka 122,19 pada Juni 2023, atau lebih rendah 1,07 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
"NTP pada Juni turun, tetapi masih di atas NTP nasional pada bulan yang sama yaitu 110,41," ujar Kepala BPS Sumut Nurul Hasanudin dalam konferensi pers daring yang diikuti di Medan, Senin.
Selepas mencapai nilai 127,40 pada Maret 2023, NTP bulanan Sumut terus melandai. Bulan berikutnya, NTP Sumut 126,42 lalu pada Mei 2023 ada di angka 123,51 dan Juni di 122,19.
Penurunan NTP itu menunjukkan adanya gangguan terhadap daya beli petani di perdesaan Sumut.
Pada Juni 2023, semakin rendahnya NTP dipengaruhi menurunnya penerimaan petani (It-Indeks Harga Terima Petani), yang terpeleset 0,53 persen dari bulan sebelumnya menjadi 141,37, lantaran beberapa hal terutama merendahnya harga kelapa sawit, jagung dan kopi.
Sementara itu, pada bulan yang sama, nilai yang mesti dikeluarkan petani (Ib-Indeks Harga Bayar Petani) semakin besar 0,54 persen dari Mei 2023 menjadi 115,69.
Pengeluaran petani semakin tinggi dominan karena naiknya indeks konsumsi rumah tangga, upah memanen dan harga bakalan sapi yang berumur lebih dari setahun.
Dilihat dari subsektornya, Nilai Tukar Perkebunan Rakyat (NTPR) mengalami koreksi terdalam yaitu 2,17 persen, kemudian disusul dari tanaman pangan (-0,70 persen), dan nilai tukar nelayan (-0,24 persen)
Sejalan dengan NTP, Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) Sumut pada Juni 2023 juga menurun dibandingkan sebelumnya. Terkini, NTUP bertengger di angka 119,85, lebih rendah 0,59 persen daripada Mei 2033.
Selain karena It yang meningkat, penurunan NTUP pada Juni 2023 disebabkan oleh terdongkraknya nilai Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,06 persen menjadi 117,95.
Komoditas yang sangat memengaruhi nilai BPPBM itu yakni nilai pelet, obat cacing atau antelmintik dan jaring angkat.
Dari sisi subsektor, koreksi NTUP terdalam ada di tanaman perkebunan rakyat (-1,66 persen), diikuti tanaman pangan (-0,21 persen) dan budi daya ikan (-0,06 persen).
NTUP Sumut juga terkoreksi tiga bulan beruntun sejak April 2023.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023
"NTP pada Juni turun, tetapi masih di atas NTP nasional pada bulan yang sama yaitu 110,41," ujar Kepala BPS Sumut Nurul Hasanudin dalam konferensi pers daring yang diikuti di Medan, Senin.
Selepas mencapai nilai 127,40 pada Maret 2023, NTP bulanan Sumut terus melandai. Bulan berikutnya, NTP Sumut 126,42 lalu pada Mei 2023 ada di angka 123,51 dan Juni di 122,19.
Penurunan NTP itu menunjukkan adanya gangguan terhadap daya beli petani di perdesaan Sumut.
Pada Juni 2023, semakin rendahnya NTP dipengaruhi menurunnya penerimaan petani (It-Indeks Harga Terima Petani), yang terpeleset 0,53 persen dari bulan sebelumnya menjadi 141,37, lantaran beberapa hal terutama merendahnya harga kelapa sawit, jagung dan kopi.
Sementara itu, pada bulan yang sama, nilai yang mesti dikeluarkan petani (Ib-Indeks Harga Bayar Petani) semakin besar 0,54 persen dari Mei 2023 menjadi 115,69.
Pengeluaran petani semakin tinggi dominan karena naiknya indeks konsumsi rumah tangga, upah memanen dan harga bakalan sapi yang berumur lebih dari setahun.
Dilihat dari subsektornya, Nilai Tukar Perkebunan Rakyat (NTPR) mengalami koreksi terdalam yaitu 2,17 persen, kemudian disusul dari tanaman pangan (-0,70 persen), dan nilai tukar nelayan (-0,24 persen)
Sejalan dengan NTP, Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) Sumut pada Juni 2023 juga menurun dibandingkan sebelumnya. Terkini, NTUP bertengger di angka 119,85, lebih rendah 0,59 persen daripada Mei 2033.
Selain karena It yang meningkat, penurunan NTUP pada Juni 2023 disebabkan oleh terdongkraknya nilai Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,06 persen menjadi 117,95.
Komoditas yang sangat memengaruhi nilai BPPBM itu yakni nilai pelet, obat cacing atau antelmintik dan jaring angkat.
Dari sisi subsektor, koreksi NTUP terdalam ada di tanaman perkebunan rakyat (-1,66 persen), diikuti tanaman pangan (-0,21 persen) dan budi daya ikan (-0,06 persen).
NTUP Sumut juga terkoreksi tiga bulan beruntun sejak April 2023.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023