Puluhan massa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Medan merusak pintu pagar dan mencoret dinding gerbang menggunakan cat semprot ketika menggelar aksi unjuk rasa di depan Balai Kota Medan, Kamis (30/3) siang.
Dalam menyuarakan aksinya mengusung judul "Rapor Merah HMI Cabang Medan dan Tolak Perpu Cipta Kerja", para mahasiswa ini sempat melakukan tindakan kurang terpuji.
Tindakan kurang terpuji tersebut sangat disayangkan oleh Wali Kota Medan Bobby Nasution yang menerima langsung aksi massa HMI ini.
Sebelum berdialog dengan para mahasiswa, orang nomor satu di Pemkot Medan ini meminta agar pintu pagar yang keluar dari relnya itu diperbaiki terlebih dahulu. "Ayo, perbaiki dulu pintu pagarnya," kata Bobby.
Para mahasiswa langsung menindaklanjuti permintaan Wali Kota Medan beramai-ramai mengangkat pintu pagar dan mendudukkan kembali di relnya, sehingga mudah untuk ditutup dan dibuka.
Setelah melihat pintu pagar didudukkan seperti semula, barulah menantu Presiden Joko Widodo itu memulai dialog. "Ini dari HMI kan, berarti semua Muslim dan puasa kan?. Apa ada yang nggak puasa?," ucap wali kota.
Spontan mahasiswa menjawab, "puasa". Tapi, Bobby Nasution mendapati ada salah seorang mahasiswa yang sedang merokok. "Itu kan merokok, tapi katanya tadi puasa semua," ujarnya seraya menunjuk ke arah mahasiswa sedang merokok.
Para mahasiswa ini pun terdiam, beberapa saat kemudian mereka minta agar pintu pagar dibuka. Bobby menerima permintaan itu. Tapi sebelum membuka, ia pun meminta kepastian para mahasiswa untuk mengganti pagar jika tidak bisa dibuka.
"Apabila pintu pagarnya tidak bisa dibuka karena rusak akibat digoyang-goyang tadi, kalian ganti ya!. Apabila tidak kalian ganti, berarti kalian boleh saya laporkan melakukan perusakan. Boleh nggak?," tanya dia.
Mahasiswa menolak mengganti, karenanya Bobby Nasution tidak mau memenuhi permintaan mereka untuk membuka pintu pagar tersebut.
"Ayo, kalian tanggung jawab bersama-sama. Anda pimpinannya, saya pegang. Tolong ya, pak polisi," tegasnya menunjuk ke arah salah seorang mahasiswa yang menjadi ketua aksi.
Selain pagar diganti jika rusak, Bobby juga meminta agar dinding tembok yang dicat semprot untuk dicat kembali. "Kalau tidak ganti dan dicat kembali, saya tidak mau menjawab. Jadi kita sama-sama tanggung jawab, sebab kalian tadi yang mengajarkan kami tanggung jawab," tutur dia.
Kehadiran teman-teman di depan Balai Kota Medan akan berbekas kepada Pemkot Medan. "Sebab kami bertanggungjawab dengan apa yang kami lakukan. Kehadiran kalian berbekas dengan bertanggungjawab atas apa yang kalian lakukan. Cocok?”
Mahasiswa pun langsung menjawab, "cocok". Wali kota selanjutnya mempersilahkan kepada ketua aksi untuk menyampaikan apa pernyataan dari tuntutan aksi yang mereka lakukan.
Bobby didampingi Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Medan HM Sofyan pun mendengarkan pernyataan yang dibacakan tersebut.
Usai berdialog, para mahasiswa minta kepada Wali Kota Medan untuk menandatangani pernyataan sikap yang mereka sampaikan.
Namun Bobby menolaknya, ia meminta kepada para mahasiswa untuk memperbaiki pintu pagar dan mengecat kembali dinding tembok pagar yang telah dicoret.
"Kalian perbaiki dan cat kembali, baru saya tandatangani. Tadi katanya catnya udah dibeli, kenapa lama sekali. Ini masuk ranah perusakan apa tidak?," paparnya.
"Saya tidak mau melakukannya, sebab ini (perusakan dan pencoretan) merupakan tanggung jawab kalian. Kalau kalian minta tanda tangan sekarang, saya minta kalian perbaiki dulu pintu pagar yang rusak dan cat kembali dinding tembok pagar yang kalian coret-coret!," tegasnya.
Mahasiswa pun berjanji melaksanakan apa yang diminta Bobby Nasutiopn itu. "Kalau sudah kami perbaiki dan cat kembali, kami akan datang kembali," ungkap salah seorang mahasiswa.
Bersamaan itu pun massa HMI Cabang Medan perlahan meninggalkan lokasi. (Rilis)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023
Dalam menyuarakan aksinya mengusung judul "Rapor Merah HMI Cabang Medan dan Tolak Perpu Cipta Kerja", para mahasiswa ini sempat melakukan tindakan kurang terpuji.
Tindakan kurang terpuji tersebut sangat disayangkan oleh Wali Kota Medan Bobby Nasution yang menerima langsung aksi massa HMI ini.
Sebelum berdialog dengan para mahasiswa, orang nomor satu di Pemkot Medan ini meminta agar pintu pagar yang keluar dari relnya itu diperbaiki terlebih dahulu. "Ayo, perbaiki dulu pintu pagarnya," kata Bobby.
Para mahasiswa langsung menindaklanjuti permintaan Wali Kota Medan beramai-ramai mengangkat pintu pagar dan mendudukkan kembali di relnya, sehingga mudah untuk ditutup dan dibuka.
Setelah melihat pintu pagar didudukkan seperti semula, barulah menantu Presiden Joko Widodo itu memulai dialog. "Ini dari HMI kan, berarti semua Muslim dan puasa kan?. Apa ada yang nggak puasa?," ucap wali kota.
Spontan mahasiswa menjawab, "puasa". Tapi, Bobby Nasution mendapati ada salah seorang mahasiswa yang sedang merokok. "Itu kan merokok, tapi katanya tadi puasa semua," ujarnya seraya menunjuk ke arah mahasiswa sedang merokok.
Para mahasiswa ini pun terdiam, beberapa saat kemudian mereka minta agar pintu pagar dibuka. Bobby menerima permintaan itu. Tapi sebelum membuka, ia pun meminta kepastian para mahasiswa untuk mengganti pagar jika tidak bisa dibuka.
"Apabila pintu pagarnya tidak bisa dibuka karena rusak akibat digoyang-goyang tadi, kalian ganti ya!. Apabila tidak kalian ganti, berarti kalian boleh saya laporkan melakukan perusakan. Boleh nggak?," tanya dia.
Mahasiswa menolak mengganti, karenanya Bobby Nasution tidak mau memenuhi permintaan mereka untuk membuka pintu pagar tersebut.
"Ayo, kalian tanggung jawab bersama-sama. Anda pimpinannya, saya pegang. Tolong ya, pak polisi," tegasnya menunjuk ke arah salah seorang mahasiswa yang menjadi ketua aksi.
Selain pagar diganti jika rusak, Bobby juga meminta agar dinding tembok yang dicat semprot untuk dicat kembali. "Kalau tidak ganti dan dicat kembali, saya tidak mau menjawab. Jadi kita sama-sama tanggung jawab, sebab kalian tadi yang mengajarkan kami tanggung jawab," tutur dia.
Kehadiran teman-teman di depan Balai Kota Medan akan berbekas kepada Pemkot Medan. "Sebab kami bertanggungjawab dengan apa yang kami lakukan. Kehadiran kalian berbekas dengan bertanggungjawab atas apa yang kalian lakukan. Cocok?”
Mahasiswa pun langsung menjawab, "cocok". Wali kota selanjutnya mempersilahkan kepada ketua aksi untuk menyampaikan apa pernyataan dari tuntutan aksi yang mereka lakukan.
Bobby didampingi Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Medan HM Sofyan pun mendengarkan pernyataan yang dibacakan tersebut.
Usai berdialog, para mahasiswa minta kepada Wali Kota Medan untuk menandatangani pernyataan sikap yang mereka sampaikan.
Namun Bobby menolaknya, ia meminta kepada para mahasiswa untuk memperbaiki pintu pagar dan mengecat kembali dinding tembok pagar yang telah dicoret.
"Kalian perbaiki dan cat kembali, baru saya tandatangani. Tadi katanya catnya udah dibeli, kenapa lama sekali. Ini masuk ranah perusakan apa tidak?," paparnya.
"Saya tidak mau melakukannya, sebab ini (perusakan dan pencoretan) merupakan tanggung jawab kalian. Kalau kalian minta tanda tangan sekarang, saya minta kalian perbaiki dulu pintu pagar yang rusak dan cat kembali dinding tembok pagar yang kalian coret-coret!," tegasnya.
Mahasiswa pun berjanji melaksanakan apa yang diminta Bobby Nasutiopn itu. "Kalau sudah kami perbaiki dan cat kembali, kami akan datang kembali," ungkap salah seorang mahasiswa.
Bersamaan itu pun massa HMI Cabang Medan perlahan meninggalkan lokasi. (Rilis)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023